Jakarta, wapresri.go.id – Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengawali akhir pekannya dengan melaksanakan sholat subuh berjamaah di Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu, 7/4.

Wapres memakai baju putih dan kopiah putih itu tiba di masjid sekitar pukul 04.30 WIB, lalu menuaikan sholat subuh berjamaah bersama ratusan jamaah lainnya.

Setelah sholat, Wapres mendapat kesempatan menyampaikan sambutan dalam rangka Milad ke-66 Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al-Azhar. Ia mengajak umat Islam untuk bersyukur dan tetap menjaga kedamaian suasana keagamaan seiring dengan bertambahnya jumlah masjid dan meningkatnya kesadaran umat untuk beribadah.

”Masjid terus bertambah begitu juga jamaah sholat subuh, saya kira jaman dulu paling cuma 2 atau 3 shaf. Sekarang Alhamdulillah, dimana-mana ramai. Tingkat kesadaran beragamanya sudah tinggi,” ujarnya.

Lebih lanjut Wapres menyinggung pertumbuhan masjid yang terus bertambah baik sarana maupun fasilitasnya yang semakin moderen dan berkualitas.

“Itu luar biasa bahwa perubahan sistem merupakan sesuatu hal yang baik, termasuk suatu modernisasi. Dulu mana ada orang berfikir masjid pakai AC, sekarang Alhamdulillah banyak masjid yang sudah pakai AC, punya lift. Masjidnya menyenangkan maka makin ramai. Untuk itu kita bersukur. Bukan hanya jumlah tapi juga kualitasnya,” paparnya.

Meskipun mengalami peningkatan, kata Wapres, dalam bidang ekonomi umat Islam masih jauh tertinggal.

“Karena satu-satunya yang kita masih tertinggal pasti adalah ekonomi,” ungkapnya.

Seperti yang sering diungkapkan Wapres dalam berbagai kesempatan, yang menceritakan kalau ada 100 orang kaya Indonesia, paling banyak 10 orang dari umat Islam.

“Hal ini akan menjadi dorongan untuk kita semua karena berbicara di bidang ekonomi ini juga tentu membutuhkan semangat,” terangnya.

Dikatakan Wapres bahwa sejarah masuknya Islam ke Indonesia yakni dibawa oleh para pedagang dari Yaman, Gujarat. Mereka menjadi pedagang sekaligus menjadi pengamal Islam. Berbeda dengan Islam yang di Timur Tengah, lanjutnya, mereka datang dengan perang. (SY/RN, KIP-Setwapres)