Pontianak, wapresri.go.id – Indonesia telah teruji dalam melalui berbagai kesulitan. Demokrasi dan kebebasan beragama pun kini dapat dinikmati, karena telah melewati proses berliku di masa lalu. Namun, potensi-potensi konflik dapat terjadi, jika masyarakat lengah. Untuk itu, merawat harmoni dan persaudaraan menjadi tugas bersama.

“Maka saya tidak jemu mengingatkan bahwa tugas merawat harmoni dan persaudaraan adalah tugas kita bersama. Kita tidak boleh lengah terhadap potensi-potensi konflik yang pasti hanya akan membawa kerugian dan kemunduran,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin ketika menghadiri Peringatan Kelahiran Nabi Agung Kongzi ke-2573, di Pontianak Convention Center, Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Kamis (22/09/2022).

Wapres memahami bahwa Indonesia adalah negara yang beragam. Meskipun negara ini bukanlah satu-satunya yang plural di dunia, namun, aneka peristiwa penting membuktikan bahwa bangsa Indonesia memandang keberagaman sebagai sebuah kekayaan sekaligus anugerah Tuhan yang membawa banyak kebaikan.

Lebih jauh Wapres mengungkapkan, Indeks Kerukunan Umat Beragama di Indonesia pada 2021 mencatat skor yang tinggi dengan tiga indikator yaitu toleransi, kerja sama dan kerukunan.

“Keberhasilan bangsa kita mengelola keberagaman hingga menjadi fondasi yang solid bagi toleransi, kerja sama dan kerukunan masyarakat, telah mendapatkan apresiasi dan pengakuan dari negara-negara lain,” ungkapnya.

Dalam acara bertajuk “Dengan Kitab Suci Membangun dan Memupuk Persaudaraan”, yang diselenggarakan oleh Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) tersebut, Wapres mengimbau, selain menjaga kerukunan beragama, seluruh organisasi kemasyarakatan yang berbasis agama dapat membantu kerja pemerintah untuk memajukan dan meningkatkan SDM Indonesia di segala bidang, sehingga Indonesia dapat pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat.

“Saya berharap seluruh pemeluk agama berkontribusi dan berpartisipasi dalam proses pembangunan negeri. Organisasi keagamaan dapat menjadi penggerak roda perekonomian masyarakat, utamanya UMKM,” imbaunya.

Dalam hal ini, menurut Wapres, peran para ulama dan pemuka agama sangat penting. Selain dapat membangun manusia berakhlak mulia sesuai ajaran kitab suci masing-masing, para pemuka agama diharapkan mampu membangkitkan optimisme dan memotivasi masyarakat agar tetap produktif dan berdaya juang.

“Imbauan dari pemuka agama melalui pendekatan yang inspiratif dan sejuk tentu akan mendapat perhatian umat,” ujarnya.

Menutup sambutannya, Wapres menyampaikan selamat atas Peringatan Hari Kelahiran Nabi Agung Kongzi ke-2573.

“Saya menaruh harapan agar MATAKIN semakin maju dan kuat dalam mengayomi umat Konghucu, seraya terus membangun dan memupuk persaudaraan yang solid di tengah kemajemukan Indonesia,” pesan Wapres.

Sebelumnya, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menyampaikan, sejalan dengan tema untuk memupuk persaudaraan, Kalimantan Barat telah mempraktikkan hal tersebut, yakni dengan memberikan keleluasaan bagi umat Konghucu merayakan hari besar keagamaan.

“Bahkan Pontianak adalah kota pertama ketika 1998 memberikan kebebasan untuk mencatatkan setatus agama di KTP. Jadi pertama kali yang merealisasikan Pontianak, Kalimantan Barat,” ungkapnya.

Sementara, Ketua Umum MATAKIN Budi Tanuwibowo mengingatkan bahwa hari lahir Nabi Kongzi ini tidak hanya sekedar diperingati, tetapi nasihat-nasihatnya perlu dihayati dan dilaksanakan.

“Salah satu nasihatnya adalah yang menjadi tema acara ini gunakan kitab suci untuk memupuk persahabatan dan persaudaraan, bukan untuk bersaing atau merasa dirinya paling baik,” ucapnya.

Sedangkan, Ketua Panitia Yo Nguan Cua mengapresiasi kehadiran Wapres untuk menghadiri acara tersebut.

“Sungguh ini merupakan bukti perhatian besar pemerintah terhadap umat Khonghucu khususnya, dan warga Kalimantan Barat pada umumnya. Semoga kita semua hidup dalam persaudaraan, sesuai pesan tema acara,” ujarnya.

Hadir dalam acara tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, FORKOPIMDA Provinsi Kalbar, Bupati/Wali Kota se-Kalimantan Barat, Ketua Umum MATAKIN dan jajarannya, serta umat Konghucu se-Indonesia.

Sementara Wapres didampingi Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Suprayoga Hadi, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wapres Bidang Umum Masykuri Abdillah, Staf Khusus Wapres Bidang Politik dan Hubungan Kelembagaan Robikin Emhas, dan Tim Ahli Wapres Johan Tedja Surya (SK-BPMI, Setwapres)