Jakarta, wapresri.go.id – Salah satu fokus pemerintah dalam mempercepat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia adalah mengembangkan Islamic social fund (dana sosial) berupa zakat, infak, sedekah dan wakaf. Di Indonesia potensi zakat sangat besar, diperkirakan mencapai 327,6 triliun rupiah. Untuk merealisasikan potensi zakat tersebut secara optimal, perlu perbaikan mengenai mekanisme penerimaan hingga distribusinya.

“Tata kelola zakat harus ditingkatkan, mulai dari pengumpulan hingga penyalurannya,” tegas Wakil Presiden (Wapres) ketika pada acara World Zakat Forum 10th International Conferencep 2021 melalui konferensi video dari Kediaman Resmi Wapres di Jl. Diponegoro No.2, Jakarta, Sabtu (4/12/2021).

Dalam acara yang bertajuk “Memperkuat Sinergi Zakat dan Wakaf dalam Pemulihan Ekonomi Pasca Covid-19” tersebut, Wapres mengungkapkan bahwa Pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan lembaga zakat nasional untuk menyalurkan bantuan dalam bentuk zakat kepada mustahik baru, khususnya penanggung beban ekonomi akibat pandemi, selain bantuan kesehatan dalam rangka penanganan Covid-19.

Di sisi lain, Wapres menuturkan, zakat dapat juga dimanfaatkan untuk pemberdayaan umat.

“Zakat semestinya berperan tidak hanya untuk memberikan bantuan, tetapi juga meluas pada pemberdayaan umat sesuai dengan prinsip ajaran Islam yang menekankan tentang pentingnya membangun kemaslahatan, menghilangkan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat,” ujarnya.

Selain melalui zakat, lanjut Wapres, pemerintah juga berupaya meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan mendorong peran wakaf produktif, salah satunya melalui gerakan wakaf uang yang pencanangannya telah dilakukan oleh Presiden.

“Untuk memudahkan masyarakat berwakaf pemerintah menerbitkan Cash Wakaf Linked Sukuk (CWLS),” tuturnya.

Lebih jauh Wapres menambahkan, pemerintah bersama Badan Wakaf Indonesia terus mendorong dan memastikan perbaikan tata kelola wakaf, agar dana yang dihimpun memenuhi kaidah-kaidah wakaf dan bersifat produktif.

Terkait upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi, Wapres menekankan, untuk mensinergikan peran zakat dan wakaf agar lebih optimal, perlu didukung dengan peningkatan literasi.

“Peningkatan literasi perlu dibarengi dengan pengembangan pengelolaan dana sosial syariah yang terdigitalisasi dan terintegrasi,” imbaunya.

Sementara untuk penanggulangan pandemi Covid-19 sendiri, Wapres mengatakan, diperlukan gotong royong seluruh komponen bangsa. Ia pun menilai karakter masyarakat Indonesia yang saling membantu antar sesama menjadi kekuatan bangsa dalam menanggulangi Covid-19.,

“Kita patut bersyukur karena disebut sebagai negara paling dermawan di dunia,” ucapnya.

Meskipun kasus aktif Covid-19 kian berkurang, Wapres mengingatkan agar masyarakat tetap waspada terhadap Covid-19 yang masih ada, apalagi dengan adanya varian baru Covid-19.

“Selama Covid-19 belum berakhir, selama muncul varian baru yang tidak dapat kita prediksi, maka kita harus terus waspada, tidak boleh lengah meskipun angka kasus di negara kita menurun,” imbau Wapres.

Menutup sambutannya, Wapres menyampaikan apresiasi kepada World Zakat Forum yang terus aktif berkontribusi dalam kerja bersama dan berjamaah untuk menuntaskan berbagai pekerjaan rumah, terutama pasca Covid-19.

“Dengan mengucap bismillahirrahmaanirrahim, World Zakat Forum tahun 2021 saya nyatakan resmi dibuka,” pungkasnya.

Sebelumnya, Secretary General World Zakat Forum Zainulbahar Noor menyampaikan, zakat dan wakaf dapat menjadi solusi dalam pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19. Dengan  zakat, misalnya, dapat digunakan untuk memnuhi kebutuhan-kebutuhan dasar bagi mereka yang terdampak atau dimanfaatkan untuk pemberdayaan UMKM. Sementara dalam bentuk wakaf, dapat dibangun rumah sakit untuk menangani pasien Covid-19.

“Sinergi zakat dan wakaf tidak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan program-program darurat. Pasca Covid-19, harus dikembangkan untuk pemulihan ekonomi dan dilaksanakan dengan pendekatan yang lengkap. Zakat dan wakaf harus saling melengkapi satu sama lain karena masing-masing memiliki karakteristik dan potensi sendiri,” jelasnya.

Sementara, mewakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kamaruddin Amin menyambut baik acara Word Zakat Forum di tengah upaya negara-negara seluruh dunia memulihkan kondisi sosial ekonomi masyarakat di masa pandemi Covid-19.

“Saya berharap sinergi dari berbagai organisasi pengelola zakat dari berbagai penjuru dunia semakin berkembang luas. Untuk itu atas nama negara dan Pemerintah Republik Indonesia saya mengapresiasi peranan yang diambil oleh World Zakat Forum dalam pengembangan zakat dunia,” ucapnya.

Sebagai informasi, World Zakat Forum 10th tahun ini berlangsung secara daring selama dua hari, dari tanggal 4 s.d. 5 Desember 2021.  Sejumlah pegiat zakat dari 40 negara muslim hadir dalam konferensi tersebut. Setelah dibuka oleh Wapres acara dilanjutkan dengan sidang pleno dengan menghadirkan pembicara kunci di antaranya Menteri Keuangan Sri Mulyani, Resident Representative Islamic Development Bank (IsDB) Group Regional Hub Salah Jelassi, dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Sementara Wapres didampingi oleh Plt. Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Publik Masduki Baidlowi, Staf Khusus Bambang Widianto. (NAR/SK-BPMI, Setwapres)