Palu, wapresri.go.id – Berbagai pengalaman dalam pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) di tanah air menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan identitas seperti agama, ras, dan etnis dapat menimbulkan keterbelahan (polarisasi) dalam masyarakat.

Untuk itu, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin mengharapkan agar berbagai bentuk kampanye baik dalam Pemilu Legislatif maupun Pemilihan Presiden (Pilpres) tidak berbasis identitas tetapi berbasis program.

“Saya kira di dalam mengampanyekan calon itu sebaiknya, seyogyanya, semestinya, memang tidak menggunakan pendekatan identitas [seperti] agama, ras, etnis, tetapi pendekatannya adalah program,” imbau Wapres saat memberikan keterangan pers di Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (25/11/2022).

Selain itu, tutur Wapres, dalam menyampaikan program, para kontestan Pemilu agar juga mengutamakan kesantunan dan saling menghargai satu sama lain.

“Dan harus ada sikap bahwa kita itu siap menang dan siap kalah. Jangan yang siap menang, tapi tidak siap kalah, itu nanti kemudian [menimbulkan] langkah-langkah yang destruktif, yang kurang baik,” ujarnya.

Terakhir, Wapres berpesan bahwa pilihan politik adalah hak masing-masing warga negara. Oleh karena itu, seseorang tidak boleh menghujat atas pilihan orang lain sehingga menyebabkan saling bermusuhan.

“Jangan menggunakan juga sebutan-sebutan yang bisa menimbulkan permusuhan, penyebutan yang kurang baik, itu harus dihindari, untuk menjaga keutuhan bangsa dan kesatuan. Bahwa kita [menganut sistem] demokrasi, orang boleh memilih siapa yang sesuai dengan hati nuraninya,” tegas Wapres.

Mendampingi Wapres pada konferensi pers kali ini, Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika dan Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi. (EP-BPMI Setwapres)