Jakarta, wapresri.go.id – Majelis Ulama Indonesia (MUI) kepengurusan periode 2020-2025 untuk pertama kalinya menggelar musyawarah kerja nasional (mukernas). Sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin mengajak seluruh anggota MUI berperan dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
“Jadi, kalau ada tanda-tanda keretakan, maka MUI harus mengambil peran karena negara ini dibangun berdasarkan kesepakatan,” pesan Wapres saat menghadiri pembukaan Mukernas I MUI secara virtual dari Kediaman Resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Rabu (25/08/2021).
Dalam acara bertajuk “Menguatkan Peran MUI dalam Membangun Sinergitas Ulama, Umara, dan Umat dalam Mengatasi Masalah Bangsa” tersebut, Wapres menyatakan, persatuan bangsa menjadi tanggung jawab kebangsaan.
“Sila Ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Ini harus kita kawal sebagai bagian daripada tanggung jawab nasional kita, mas’uliyah wathaniyah kita,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Wapres menekankan, perbedaan-perbedaan di antara organisasi-organisasi massa (ormas) Islam yang menjadi pendukung utama dari MUI tidak boleh sampai menimbulkan konflik.
“Perbedaan-perbedaan, seperti juga di lingkungan intern kita, perbedaan di tingkat nasional kenegaraan, jangan sampai menimbulkan terjadinya keretakan yang akan membawa kehancuran,” tegas Wapres.
“Perbedaan-perbedaan yang ada di ormas sebenarnya bukan sesuatu yang harus menjadi ketidaksatuan,” tambahnya.
Kemudian Wapres menjelaskan, perbedaan ijtihad sudah terjadi sejak zaman sahabat. Namun, perbedaan-perbedaan tersebut tidak menghilangkan kesatuan umat karena adanya tujuan suci yang sama.
“Para assabiqunal awwalun (orang-orang yang pertama masuk Islam) sekali pun berbeda, tidak pernah kehilangan keutuhannya, kesatuannya. Diibaratkan mereka bisa bersatu karena tujuan murni yang suci. Itulah yang menyatukan mereka, walaupun mereka berbeda-beda cara berpikirnya dan ijtihad-nya di dalam mencapai sesuatu yang menurut mereka baik,” paparnya.
Wapres pun mengingatkan, ketika ada perbedaan dalam berijtihad, jangan diikuti dengan hawa nafsu, karena hanya akan membawa kepada konflik.
“Saya kira benar apa yang dikemukakan oleh Ibnu ‘Athaillah, tidak dikhawatirkan terjadinya kesamaran, perbedaan dalam mencari jalan kebenaran itu. Yang dikhawatirkan adalah pengaruh hawa nafsu. Jadi, perbedaan itu menjadi sumber konflik ketika diintervensi oleh hawa nafsu, bukan oleh perbedaan,” ujar Wapres.
Untuk itu, Wapres menegaskan, di sinilah peran MUI yang mengemban misi dan visi untuk melakukan perbaikan umat, menjadi sangat strategis dan penting.
Mengakhiri sambutannya, Wapres mengharapkan mukernas ini dapat menghasilkan langkah dan program yang tepat dan berkelanjutan.
“Mudah-mudahan rakernas ini bisa menghasilkan keputusan-keputusan, langkah-langkah, program-program yang tepat yang memang kita jadikan sebagai langkah-langkah berkelanjutan dari periode ke periode,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum MUI Pusat Miftachul Akhyar mengatakan, mukernas ini dapat mengonsolidasikan organisasi MUI dalam menjalankan tugas dan perannya sebagai shadiqul hukumah (mitra pemerintah) dan khadimul ummah (pelayan umat).
“Sesuai temanya, musyawarah kerja nasional pertama kali ini diharapkan dapat memperkuat bangunan konsolidasi organisasi untuk menghadapi berbagai tantangan ke depan, khususnya dalam mengelola berbagai dampak pandemi Covid-19 di tengah-tengah masyarakat,” ucap Miftachul.
Hadir dalam kesempatan tersebut jajaran pengurus MUI, baik pusat ataupun daerah dari seluruh Indonesia. Sementara, Wapres didampingi oleh Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi, Masykuri Abdillah dan Sholahudin Al Aiyub. (SK/RR-BPMI, Setwapres)