Istana Wakil Presiden. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengingatkan pesan Bung Karno kepada anak-anak Indonesia, untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit. Cita-cita, kata Wapres harus digapai dengan fokus dan penuh semangat. “Saya tidak pernah bercita-cita jadi Wapres tapi ternyata jadi Wapres,” ujar Wapres ketika menerima kunjungan silaturahmi siswa kelas 7 SMP Al-Azhar 12 Rawamangun, Jakarta Timur, di Istana Wakil Presiden, Rabu 28 Januari 2015.

Di awal sambutannya, Wapres mengajak anak-anak Indonesia untuk bersyukur karena tinggal di Indonesia yang dianugerahi kekayaan alam yang melimpah bila dibandingkan dengan negara-negara lain, terutama Arab Saudi yang baru saja dikunjungi Wapres beberapa hari yang lalu, dimana hanya terdapat batu dan pasir. “Negeri ini penuh dengan kekayaan, di bawahnya dan di atasnya, banyak tambang, banyak batubara, banyak gas, banyak minyak. Di atasnya, banyak kebun dan sebagainya” tutur Wapres.

Namun demikian, kekayaan alam kata Wapres, menjadi tidak ada artinya bila tidak dikelola dengan baik. Untuk itu, dibutuhkan semangat, ilmu pengetahuan dan kerja keras agar mampu memanfatkan kekayaan alam sehingga terciptalah kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat. “Jadi semuanya itu, negeri ini baru makmur, apabila kita punya semangat, ada pengetahuan, ada kerja keras dari kita semuanya. Itu modal untuk suatu negara maju,” pesan Wapres.

Dalam sesi tanya jawab yang dimoderatori oleh Kepala Sekolah SMP Al-Azhar 12 Rawamangun Hasan Umar. Tiga perwakilan siswa mengajukan pertanyaan yang dapat dirangkum menjadi satu, yakni bagaimana meningkatkan mutu dan menciptakan pemerataan pendidikan di Indonesia, dan mengapa kurikulum pendidikan 2013 diubah dan dikembalikan ke kurikulum 2006. “Ini pertanyaan sama semua. Mungkin pertanyaan titipan dari guru sekolahnya. Ini sudah diatur ya,” ujar Wapres disambut tawa yang hadir.

Wapres menjawab pertanyaan siswa-siswa dengan cara yang sederhana. Bahwa ilmu pengetahuan dunia terus berkembang dengan segala tantangan dan tuntutannya, maka kurikulum pendidikan juga akan mengikuti perkembangannya. Wapres menegaskan dikembalikan ke kurikulum 2006 bukan berarti mundur ke belakang. Hal tersebut dilakukan mengingat masih banyaknya sekolah di Indonesia yang dinilai belum siap menerapkan kurikulum 2013. Terkait peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan, Wapres menilai banyak aspek harus diperbaiki seperti mutu guru, kurikulum, sarana sekolah dan sebagainya. Pemerintah berkomitmen, lanjut Wapres, untuk memberikan yang terbaik bagi pendidikan Indonesia.

Usai menjawab pertanyaan, Wapres balik bertanya kepada siswa SMP Al-Azhar yang hadir. Dari enam siswa yang ditanya Wapres, terdapat satu siswa yang dinilai dapat menjawab dengan baik dan menarik. Pertanyaannya sama seputar cita-cita masa depan siswa. Adalah Raihan Putra Dewanto yang bercita-cita menjadi seorang pembuat kapal. Lalu Wapres melanjutkan bertanya “kenapa kau ingin membuat kapal,”. “Karena saya ingin Indonesia bisa membuat kapal sendiri,” jawab Raihan.

Wapres tersenyum dan melanjutkan bertanya “Kapal apa yang ingin kau buat,”. “Kapal induk dan kapal selam,” jawab raihan singkat. Wapres kembali tersenyum mendengar jawaban Raihan, dan bertanya lagi “Cita-cita mau sekolah dimana nanti,”. “Mungkin kalau bisa di Jerman,” jawab raihan disambut tepuk tangan hadirin.

Program kunjungan silaturahim untuk kelas 7 SMP Al-Azhar Rawamangun ini merupakan agenda rutin tahunan, yang bertujuan membuka wawasan dan cakrawala peserta didik, seperti disampaikan Kepala Sekolah Hasan Umar dalam laporan pembuka. (Taufik Abdullah)
****