Jakarta, wapresri.go.id – Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) telah menimbulkan dampak multi sektoral kepada masyarakat, baik kesehatan, pendidikan, dan sosial ekonomi. Untuk keluar dari dampak ini, diperlukan peran aktif dari berbagai elemen masyarakat, salah satunya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) yang memiliki perwakilan di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, IPNU harus dapat mengusung semangat gotong royong untuk membawa Indonesia bangkit dari kondisi pandemi Covid-19.

“Momentum Covid -19 ini harus kita jadikan spirit (semangat) kebangkitan untuk bersama-sama bergotong royong agar negara kita segera mampu mengatasi musibah pandemi ini. Oleh karena itu, melalui forum Rapat Pimpinan Nasional yang dihadiri oleh seluruh pimpinan wilayah yang ada di Indonesia ini, saya mendorong agar Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama hadir dan aktif terlibat baik secara fisik atau pun pemikiran untuk membangkitkan bangsa dari kondisi pandemi Covid-19,” tutur Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin pada acara Peresmian Pembukaan Rapat Pimpinan Nasional Pimpinan Pusat IPNU (Rapimnas PP IPNU) melalui konferensi video di kediaman resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020).

Lebih lanjut Wapres menyampaikan, untuk mengusung semangat gotong royong ini, IPNU sebagai organisasi pelajar yang tersebar di seluruh Indonesia, harus berperan aktif menjadi lokomotif perubahan. Peran ini dapat dilakukan dengan terus melakukan transformasi ke arah IPNU yang lebih baik lagi.

“Karena itu kita NU (Nahdlatul Ulama) harus tidak hanya menjaga tradisi, melakukan tranfsormasi, tetapi juga harus melakukan inovasi perbaikan-perbaikan, perubahan-perubahan. Karena itu saya tambahkan satu paradigma lagi yaitu al ishlah illa ma huwal ashlah tsummal ashlah fal ashlah, melakukan upaya perubahan atau perbaikan kepada yang lebih baik dan secara terus menerus, yang lebih baik secara terus menerus atau melakukan perubahan dan perbaikan, inovasi secara berkelanjutan, secara sustainable, melakukan apa yang saya sebut dengan continuous improvement, melakukan perubahan secara berkelanjutan,” tegas Wapres.

Wapres juga menegaskan, sebagai organisasi pelajar, IPNU juga dituntut untuk turut berperan serta memajukan bangsa melalui sektor pendidikan. Khususnya di era revolusi industri 4.0 ini dimana perkembangan media sosial dan derasnya arus informasi digital kerap menyebabkan terjadinya kaburnya fakta dan opini, atau yang disebut dengan era post truth (pasca kebenaran). Untuk itu, IPNU diharapkan dapat menciptakan kader-kader yang ‘melek’ teknologi yang dapat meminimalisir penyebaran hoax di masyarakat.

“Saya berharap di era post truth ini IPNU bisa menjadi pemberi informasi positif di dunia media sosial sebagai upaya menangkal konten-konten negatif berupa ujaran kebencian, hoax dan juga fitnah dari pihak-pihak yang jelas dan nyata menanamkan ajaran yang menyimpang kepada generasi muda Indonesia. Dengan kata lain, hendaklah kader-kader IPNU menjadi subyek yang positif, bukan menjadi obyek pihak-pihak lain dalam bermedia sosial,” tegas Wapres.

“Dengan langkah-langkah seperti itu, IPNU setidaknya telah menjadi bagian penting dari gerakan anak muda yang aktif meningkatkan budaya literasi masyarakat Indonesia.

Membangun literasi dengan cara membiasakan diri untuk mengecek fakta untuk tabayyun dari sebuah informasi, berarti kita telah memberi pelajaran yang bermanfaat, tidak mudah mempercayai informasi hoaks maupun berita palsu,” tambahnya.

Menutup sambutan, Wapres berpesan agar IPNU terus melakukan kaderisasi organisasi dengan menumbuhkan karakteristik cinta kepada ilmu pengetahuan, tanah air, dan berakhlak mulia. Karena, ketiga kualifikasi tersebut, merupakan kunci untuk menciptakan sumber daya manusia berkualitas yang dapat memajukan bangsa.

“Pada akhirnya, kunci kemajuan bangsa akan sangat ditentukan oleh kualitas SDM nya. Generasi IPNU diharapkan untuk senantiasa belajar dan meningkatkan kemampuan diri untuk mampu menghadapi tantangan dan mampu bersaing pada skala global,” pungkas Wapres.

Sebelumnya, Ketua Pimpinan Pusat IPNU, Aswandi Jailani, melaporkan bahwa pelaksanaan kegiatan Rapimnas PP IPNU dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat dan bertujuan untuk membahas isu-isu strategis nasional serta peraturan-peraturan internal organisasi di tingkat pimpinan pusat.

“IPNU akan membahas tekait isu-isu nasional yang paling utama berkaitan dengan pendidikan, namun tidak jauh tekait dengan pelajar Indonesia. Pendidikan dan juga inovasi dan yang berkaitan dengan ideologi, baik pancasila maupun Ahlussunnah wal Jama’ah. Alhamdulillah yang terangkum dalam pembahasan Rapimnas IPNU telah kami aktualisasikan dalam program kegiatan, diantaranya Teras Pelajar, Pelajar Mengaji, Sensus Pelajar NU, inilah yang nanti akan kami bahas di dalam rapat. Kemudian kami ingin kedepannya IPNU dapat maju dan mandiri, berinovasi dan beradaptasi dengan zaman demi menghadapi tantangan kedepan,” ungkanya.

Turut hadir pada kongres ini secara virtual diataranya Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RepubIik Indonesia Muhaimin Iskandar, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj. (SM/NN-KIP, Setwapres)