Jakarta, Wapresri.go.id – Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima delegasi CEO SK Plasma Korea, di Kantor Wapres, Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (16/20/2019). Delegasi dipimpin oleh CEO SK Chemical, Jeon Kwang Hyun.

Dalam pertemuan singkat tersebut, dibahas agenda mengenai penyelenggaraan Fraksionasi Plasma di Indonesia, sebuah program kerja sama Kementerian Kesehatan, SK Plasma Korea dan PT. Bio Farma. Selain itu, audiensi ini juga membahas proses kerja sama pabrik kantong darah antara Tae Chang Industrial Co.Ltd Korea dengan PT. Kimia farma.

“Palang Merah Indonesia (PMI) dan juga tentu farmasi ingin kerja sama untuk membangun industri plasma fraksionasi karena penting untuk kebutuhan dalam negeri. Karena itu kami tahu SK itu ahli di bidangnya, plasma, jadi sesuai dengan itu. Nanti selanjutnya dibicarakan dengan Bio Farma,” ujar Wapres.

Lebih lanjut Wapres mengingatkan bahwa rencana pembangunan pabrik plasma fraksionasi ini merupakan agenda lama yang belum dapat terlaksana hingga saat ini. Melihat urgensi yang ada di Indonesia, ia pun mengimbau agar pekerjaan ini dapat segera terlaksana dengan baik.

“Populasi Indonesia berjumlah 260 juta. Setiap tahun rata-rata 5 juta kantong darah diperlukan dan harus disediakan. Perlahan-lahan ini akan dapat dipenuhi, karena PMI memiliki 220 pusat donor darah di seluruh Indonesia,” tegasnya.

Menanggapi Wapres, Ketua Bidang Layanan Kesehatan dan Pengembangan Rumah Sakit PMI Farid Husain, yang turut hadir pada pertemuan tersebut menyampaikan, permasalahan yang ada di masa lalu dalam pekerjaan ini sudah dapat diatasi, karena saat ini sudah dibentuk forum joint working group yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan Indonesia dan Kementerian Kesehatan Korea.

“Kesulitan-kesulitan sekarang kita sudah pecahkan, sudah ada kelompok. Dan sekarang kita, Bio Farma sudah siapkan tanahnya, sudah siapkan semuanya. Rencana kita mempercepat semua kesiapan bahan bakunya. Bahan baku ada tiga sumber, dari PMI, dari rumah sakit, dan dari Tae Chang Industrial,” papar Farid.

Selanjutnya, Direktur Produksi Kefarmasian Kementerian Kesehatan Banun Saptaningsih juga menegaskan bahwa pihaknya siap membantu percepatan terlaksananya kerja sama ini, karena sudah ada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Fraksionasi Plasma sebagai bentuk nyata keseriusan Kementerian Kesehatan untuk menyukseskan program ini.

“Kami akan membuat surat penugasan, namun saat ini kami menunggu hasil uji

kelayakan [pembuatan pabrik],” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, CEO Bio Farma Honesty Basyir pun menjelaskan tahapan yang akan dilalui dalam proses kerja sama ini.

“Nanti ada tiga tahapan. PMI yang dari sisi donor. Bio Farma dengan SK Plasma nanti akan bikin pabrik. Untuk tahap pertama, kita akan product development dulu. Impor dulu, pak. Registrasi. Sambil itu nanti kita atur manufaktur. Jadi plasma yang dari PMI nanti kita kirim ke SK, sementara kita bangun pabrik,” terang Basyir.

Menutup audiensi, CEO SK Plasma Korea selaku pimpinan delegasi CEO SK Chemical Jeon Kwang Hyun menyampaikan kesiapannya untuk membantu pelaksanaan kerja sama  Indonesia dan Korea ini.

“Terima kasih Bapak Wakil Presiden dan Bapak Faried. SK yang akan membantu banyak untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam bidang ini,” tutup Jeon.

Hadir mendampingi Wapres Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto dan Tim Ahli Wapres Sofyan Wanandi. (NN/AF/SK-KIP, Setwapres).