Jakarta, wapresri.go.id – Indonesia, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, memiliki potensi besar dalam mengembangkan ekonomi syariah dan menjadi pusat produsen produk halal dunia. Namun, saat ini Indonesia masih dalam proses untuk mencapai cita-cita tersebut. Oleh karena itu, perlu dibangun ekosistem syariah yang berkesinambungan agar ekonomi dan keuangan syariah dapat berkembang baik secara nasional maupun global.

“Secara nasional kita akan membangun ekosistemnya. Industri halal, sistem keuangannya, kemudian menumbuhkan pengusaha-pengusaha muslim yang baru maupun yang sudah eksis kemudian kita kembangkan di Indonesia, kemudian juga pasar global,” tutur Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin pada wawancara dalam program Economic Challenges Special Ramadan yang dilakukan secara virtual di kediaman resmi Wapres, Jalan Diponegori Nomor 2, Jakarta Pusat, Selasa (13/04/2021).

Lebih lanjut Wapres menyampaikan, bahwa pengembangan ekosistem syariah nasional tersebut dilakukan melalui empat strategi. Pertama, dengan pembangunan kawasan industri halal atau Halal Industrial Park (HIP). Kedua, melalui penggabungan tiga bank syariah milik negara menjadi Bank Syariah Indonesia. Ketiga, dengan melakukan optimalisasi pengelolaan dana sosial. Keempat, dengan mendirikan pusat-pusat pelatihan dan pengembangan bagi para pelaku bisnis syariah.

Selain itu, saat ini pemerintah juga sedang menerapkan strategi berupa kolaborasi antar organisasi yang anggotanya merupakan pemangku kepentingan yang memiliki kendali untuk mengakselerasi pengembangan ekonomi syariah.

“Semua pemangku kepentingan ini menjadi satu-satu kesatuan yang saya katakan sifatnya _collaborative work_ ya, kerja kolaborasi yang semuanya bekerja bersama-sama memajukan [ekonomi dan keuangan syariah],” urai Wapres.

Pada kesempatan yang sama, Wapres pun menegaskan bahwa seluruh strategi yang sudah diterapkan oleh pemerintah ini baru akan berjalan baik apabila ada partisipasi aktif dari seluruh pihak terkait. Oleh karena itu, ia mengimbau agar masyarakat dan seluruh jajaran memberikan kontribusi aktifnya untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

“Pertama haruslah ada kemauan, kemauan itu sudah ada. Komitmen daripada pihak, ini sudah ada pula. Tinggal kita mengimplementasikan. Kemudian regulasinya sudah ada, kita telah buat. Dan nanti akan muncul usaha kita dalam mendorong pengusaha-pengusaha nasional kita yang punya komitmen tinggi,” imbau Wapres.

“Jadi semua sudah kita siapkan, aturanya sudah dipersiapkan, karena itu saya minta semua umat, masyarakat bangsa untuk kita memulai apa yang saya sebut sebagai babak baru daripada pengembangan ekonomi syariah ke depan,” pungkasnya. (NAR/NN, BPMI-Setwapres)