Jakarta, wapresri.go.id – Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menegaskan bahwa pertemuannya dengan sejumlah petinggi Bank Dunia (World Bank) adalah pertemuan biasa yang dilakukan secara berkala setiap tiga bulan.

“Itu hal biasa, membahas laporan tentang evaluasi ekonomi kita. Biasa itu tiap tiga bulan dia datang ke saya diskusi tentang keadaan.” ucap Wapres kepada Jurnalis di Kantor Wapres, Jl. Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (20/3).

Hal yang disampaikan oleh World Bank mengenai keadaan Indonesia diakui Wapres cukup banyak. “Iya banyak. Hampir sama yang kita kerjakan. Perbaikan investasi, perbaikan kesehatan, pendidikan,” jawab Wapres saat ditanya wartawan.

Selain itu, lanjutnya pihak World Bank juga memberikan evaluasi tentang keadaan ekonomi Indonesia dari seluruh divisi penglihatan World Bank.

Dapat penilaian merah nggak Pak ? kejar wartawan.
“Nggak, nggak dapet merah,” tukas wapres.

Mengenai pertumbuhan ekonomi nasional, Wapres berharap akan lebih baik dari tahun lalu. Wapres mengambil indikasi kalau PPN berjalan lebih tinggi, berarti ekonomi meningkat.

“Iya itulah kalau PPN naik berarti konsumsi bisa naik. Karena itu PPN berbayar daripada transaksi,” terangnya.

Optimis Capai Target Pertumbuhan Ekonomi

Performa ekonomi Indonesia saat ini cukup baik dengan pertumbuhan mencapai 5 persen di awal tahun. Peringkat Daya Saing Indonesia bahkan naik 5 peringkat, menduduki peringkat ke-36 dari 137 negara.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5% di awal tahun 2018. Kami memiliki 30 program dukungan,” ujar Wapres.

Tiga puluh program tersebut yang salah satunya berkaitan dengan perubahan regulasi terkait investasi asing langsung (FDI), lanjut Wapres, ditinjau setiap minggunya. Ia pun optimis program ini mempu mewujudkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menurut Wapres, hal ini sudah lebih baik dibanding “policy sambal” yang Bank Dunia tawarkan.

Policy sambal (kebijakan sambal) adalah program yang ditawarkan Bank Dunia untuk membantu percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kebijakan tersebut meliputi perbaikan di bidang ekonomi, reformasi kebijakan, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

“Kami yakin, salah satu program kami, kebijakan sambal, meskipun terasa ekstrem akan mampu meningkatkan kompetisi open market dan akan membangun kepercayaan investor terhadap Indonesia,” jelas Lead Economist Bank Dunia Frederico Gil Sander yang hadir dalam pertemuan itu.

Target program ini, lanjut Frederico, adalah percepatan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5% pada tahun 2018-2019.

Selain Frederico, delegasi Bank Dunia lainnya yang hadir pada pertemuan berkala setiap tiga bulan sekali untuk menyampaikan laporan Bank Dunia tentang evaluasi ekonomi Indonesia itu Country Director Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Rodrigo Chaves, Operations Manager Rolande Priyce, Practice Manager for Macro and Fiscal Management Ndiame Diop, Program Leader for Equitable Growth, Finance, and Institutions Yongmei Zhou, Program Leader for Sustainable Development Taimur Samad, dan Ekonom Senior Massimiliano Cali.

Sementara itu, Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Ekonomi dan Keuangan Wijayanto Samirin, serta Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi dan Mohammad Ikhsan. (RMS/FM/RN, KIP Setwapres)