Jakarta, wapresri.go.id – Sebagai pewaris Nabi Muhammad SAW, para ulama memiliki tugas menjaga dan menguatkan umat. Pada era globalisasi sekarang ini, penguatan akidah dan ekonomi menjadi tugas mendesak yang harus dipikul para ulama.

“Perbaikan yang perlu kita lakukan sekarang ini yang paling mendesak, paling penting, pertama tentu saja akidah yang benar. Penguatan aqidah ini penting supaya tidak goyah,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat membuka Muktamar Nasional Ke-25 Rabithah Alawiyah melalui konferensi video di Kediaman Resmi Wapres, Jl. Diponegoro No. 2, Jakarta Pusat, Jumat (03/12/2021).

Selain menguatkan akidah, lanjut Wapres, tugas para ulama adalah menjaga umat dari berbagai akidah dan pemahaman agama yang menyimpang.

“Ini yang harus kita jaga terus, tugas kita mengawal itu,” tegasnya lagi.

Lebih lanjut, Wapres menuturkan bahwa tugas mendesak lain para ulama saat ini adalah memberdayakan umat melalui pendidikan, terutama ekonomi.

“Penguatan ekonomi umat (penting) supaya umat ini tidak menjadi umat yang lemah,” ujarnya.

Adapun penguatan ekonomi umat ini, kata Wapres, harus juga beriringan dengan penguatan ekonomi syariah.

“Karena (apabila) kita melakukan penguatan ekonomi, kata ulama, kalau kita memperbanyak muamalah yang tidak sesuai dengan syariah sama dengan tidak ada, sama dengan nol. Tidak akan membawa keberkahan, tidak akan membawa kemaslahatan,” terangnya.

Lebih jauh, Wapres menyebutkan bahwa dengan masih adanya wabah Covid-19, para ulama juga masih memiliki tugas untuk menjaga umat dari wabah ini.

“Memang sudah turun tapi belum hilang, karena itu kita harus tetap waspada menjaga umat ini,” pintanya.

Wapres pun menegaskan bahwa menjaga umat dari Covid-19 bukan semata-mata urusan kesehatan, tetapi juga urusan agama. Sebab, menurutnya menjaga jiwa merupakan salah satu tujuan syariah yang hukumnya wajib.

“Kata Syech Nawawi, berobat dan menjaga diri dari wabah adalah suatu kewajiban. Jadi ini kewajiban agama,” ujarnya.

Terakhir, dalam acara yang mengusung tema “Ukhuwah untuk Kejayaan Umat” ini, Wapres mengingatkan bahwa kunci keberhasilan umat Islam dalam membangun kekuatan adalah terbangunnya persaudaraan Islam (ukhuwah Islamiyah).

“Ukhuwah Islamiyah ini menjadi kunci. Saya kira tema dari Muktamar ini tepat sekali, sebab itu kunci. Tanpa ukhuwah itu kita akan hancur,” tegasnya.

Kemudian ukhuwah Islamiyah ini, terang Wapres, harus dilanjutkan dengan ukhuwah Wathaniyah atau persaudaraan kebangsaan.

“Dan ukhuwah ini bukan hanya sesama umat Islam. Tetapi karena kita Indonesia merupakan negara yang majemuk, negara yang banyak agamanya, sukunya, maka ukhuwah ini juga kemudian para ulama mengatakan pentingnya dibangun, terus dijaga adalah ukhuwah wathaniyah, yaitu persaudaraan sesama bangsa, sesama warga negara,” pesannya.

Sebelumnya, Ketua Umum Rabithah Alawiyah, Habib Zein bin Umar bin Smith dalam sambutannya melaporkan bahwa Rabithah Alawiyah khususnya di masa pandemi Covid-19 turut berperan membangun ekonomi kerakyatan dengan membantu para pelaku UMKM.

“Alhamdulillah baru-baru ini terjalin hubungan kemitraan antara Rabithah dengan beberapa pihak di antaranya dengan Kementerian Koperasi dalam penyaluran bantuan produktif usaha mikro di tahun 2021, (kemudian) kerjasama dengan SMESCO untuk pengembangan pemasaran produk UMKM,” paparnya.

Selain itu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam sambutannya yang dibacakan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kamaruddin Amin mengungkapkan bahwa berbagai Ormas Keagamaan seperti Rabithah Alawiyah memiliki peran penting dalam pembangunan nasional.  Hal ini dibuktikan dengan banyaknya tokoh Ormas Keagamaan yang berkiprah dalam bidang pendidikan, ekonomi, budaya, hingga sosial.

“Sejarah mencatat Rabithah Alawiyah lahir untuk mengorganisir potensi dan SDM seluruh anggotanya dalam mendukung pembangunan nasional,” pujinya.

Tampak hadir dalam acara ini Wakil Ketua MPR Arsul Sani, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, para Duta Besar Perwakilan Negara Sahabat, para Ketua Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Cabang Rabithah Alawiyah.

Sementara, Wapres didampingi oleh Plt. Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Suprayoga Hadi, serta Staf Khusus Wapres Bambang Widianto dan Masduki Baidlowi. (EP-BPMI Setwapres)