Palembang, wapresri.go.id – Selama 77 tahun, Indonesia telah berpengalaman mengarungi berbagai jenis krisis ekonomi, seperti yang terjadi pada 2008 dan 1998. Sekarang pun situasi ekonomi dunia juga sedang dalam krisis akibat pandemi Covid-19 dan memanasnya tensi geopolitik sehingga memicu kenaikan harga pangan dan energi.

Meskipun Indonesia dapat melewati berbagai krisis dimana saat ini pertumbuhan ekonomi mengalami tren positif, inflasi yang relatif terkendali, dan surplus neraca perdagangan, namun pada level domestik Indonesia masih menghadapi tantangan. Untuk itu, diperlukan strategi yang tepat dalam mengatasi hal tersebut.

“Pertama, memperkuat suplai dan rantai pasok kebutuhan pokok agar tidak memunculkan gangguan distribusi barang dan jasa. Produksi dan distribusi bahan kebutuhan pokok harus dijaga sampai ke akar rumput supaya inflasi dapat dikendalikan sehingga tidak membebani ekonomi rumah tangga,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin ketika membuka Sidang Pleno ke-19 Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI) dan Halal Summit 2022, di Hotel Wyndham, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Rabu (07/09/2022).

Strategi kedua, lanjut Wapres menata kebijakan fiskal dan moneter secara hati-hati dan efektif dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi.

“Kebijakan-kebijakan mesti tepat guna dan fokus kepada sasaran, misalnya subsidi diperuntukkan untuk kelompok masyarakat rentan dan anggaran dialokasikan secara efektif sesuai priotitas,” ujarnya.

Sementara strategi yang ketiga, Wapres menekankan, mempercepat inovasi dan digitalisasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif.

“Pandemi melahirkan cara kerja baru dan inovasi serta mempercepat transformasi digital. Sudah semestinya inovasi dan digitalisasi menjangkau semua kelompok masyarakat agar dapat menjadi medium kemajuan dan pertumbuhan, bukannya malah menyuburkan ketimpangan,” imbaunya.

Terakhir, Wapres menuturkan, mendorong pemerataan dan keadilan ekonomi. Menurutnya, beberapa upaya yang telah dan dapat terus dilakukan pemerintah ialah dengan mempromosikan bangun usaha koperasi, membatasi penguasaan lahan, memperluas akses modal bagi pelaku UMKM, optimalisasi BUMN, dan industrialisasi perdesaan yang berbasis sumber daya lokal.

Lebih jauh Wapres menuturkan, upaya lain untuk mempertajam pembangunan agar bisa menyeimbangkan antara pertumbuhan dan pemerataan adalah dengan mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah. Konsep ekonomi ini bersifat inklusif untuk semua warga negara dan pelengkap bagi sistem ekonomi nasional.

“Pemerintah sangat serius mendorong ekonomi dan keuangan syariah sehingga perkembangannya sampai saat ini sangat bagus,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Wapres mengapresiasi penyelenggaraan Halal Indonesia Summit 2022 bersamaan dengan Sidang Pleno ke-19 AFEBI ini.

“Saya harapkan kegiatan ini dapat mempromosikan bisnis halal dan membuka peluang usaha halal bagi masyarakat. Dengan dukungan semua pihak, kita optimis, insya Allah, Indonesia menjadi Pusat Halal Dunia pada tahun 2024,” ujar Wapres optimis.

Sebagai penutup, Wapres berpesan kepada para Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis di seluruh Indonesia untuk merumuskan teori dan konsep ekonomi yang sesuai konstitusi sehingga tujuan bernegara, yakni “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” dapat dilaksanakan di Indonesia.

“Akhirnya, dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, saya nyatakan Sidang Pleno ke-19 Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI) dibuka secara resmi. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa memberikan inayah-Nya dan meridai setiap ikhtiar yang kita lakukan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Gubernur Sumsel Herman Deru mendukung penyelenggaraan acara yang diinisiasi AFEBI ini, karena menurutnya hal ini menunjukkan bahwa makin banyak penelitian lintas disiplin ilmu dilaksanakan.

“Dengan kolaborasi akan didapatkan hasil yang maksimal untuk membangun Indonesia. Artinya pembangunan yang berbasis hasil penelitian tentunya akan membuahkan hasil yang jauh lebih baik menuju Indonesia yang lebih siap bersaing di kancah global,” tuturnya.

Sementara, Rektor Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang Nyayu Khodijah melaporkan bahwa Sidang Pleno AFEBI ke-19 ini dihadiri oleh kurang lebih 195 peserta dari 78 Perguruan Tinggi se- Indonesia.

“Kegiatan sidang Pleno AFEBI ini selain sebagai ajang silaturahim, juga menjadi media untuk sharing, berbagai ilmu pengetahuan, yang juga tak kalah penting adalah melakukan kerja sama perguruan tinggi guna mewujudkan Kampus Merdeka, Merdeka Belajar,” ungkapnya.

Nyayu Khodijah mencatat, jumlah peneliti dan ketersediaan ilmuwan dari lulusan pendidikan tinggi di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) di Indonesia masih sangat rendah dibanding negara lain. Untuk itu peran peneliti dan ilmuan dalam pembangunan ekonomi Indonesia sangat diperlukan.

“Melalui AFEBI ini mudah-mudahan dapat melahirkan para peneliti dan juga ilmuan-ilmuan khusunya di bidang ekonomi yang turut mendukung pembangunan ekonomi Indonesia,” harapnya.

Hadir pula dalam acara tersebut, Dirjen Pendidikan Islam, Kementerian Agaman Ali Ramdani, Bupati Banyuasin Askolani, serta Dewan Pengurus Nasional AFEBI.

Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi dan Peningkatan Daya Saing Guntur Iman Nefianto, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wapres Bidang Ekonomi dan Keuangan Lukmanul Hakim, serta Tim Ahli Wapres Farhat Brachma dan Iggi Haruman Achsien. (SK-BPMI, Setwapres)