Jakarta-wapresri.go.id Wakil Presiden (Wapres) menerima Ketua Umum Yayasan Proklamator Bung Hatta Prof. Dr. Maizar Rahman di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara, Senin (03/04/2017). Kedatangan Maizar untuk menyampaikan rencana pembangunan Hatta Memorial Heritage yang bertujuan untuk menggali dan melestarikan nilai-nilai kebangsaan Bung Hatta dan tokoh-tokoh pahlawan lainnya yang rencananya akan dibangun di tanah kelahiran Bung Hatta di Bukittinggi.

“Salah satu program prioritas kita ini adalah melanjutkan yang dulu dimulai dengan pembangunan taman monumen Bung Hatta. Rencananya itu adalah membuat suatu memoreal yang disebut Hatta Memorial Heritage yang akan dibangun di Istana Bung Hatta,” ujar Maizar.

“Disana ada museum, ada perpustakaan, ada balai pertemuan, ada mini teater yang gunanya adalah untuk kunjungan para siswa dan generasi muda agar dapat memahami perjuangan tokoh-tokoh bangsa,” lanjutnya.

Maizar mengungkapkan bahwa ruangan-ruangan tersebut nantinya akan dibangun di Istana Bung Hatta dengan menambahkan dua lantai ke atas, sedangkan rencana lainnya adalah pengembangan rumah kelahiran Bung Hatta yang kini sudah menjadi objek wisata yang memerlukan perluasan ruang untuk parkir.

Menanggapi rencana tersebut, Wapres menilai bahwa pembangunan galeri khusus sebagai bentuk penghargaan atas jasa Bung Hatta pada negara adalah hal yang wajar.

Sementara terkait pembangunan perpustakaan Bung Hatta, Wapres mengimbau agar sebaiknya perpustakaan dibangun di ibukota sehingga memberi manfaat lebih luas bagi masyarakat.

“Menurut saya kalau perpustakaan di sini saja (Jakarta), lebih banyak orang bisa membacanya. Kalau heritage disana (Bukittinggi). Kalau yang bersifat perpustakaan, bersifat keilmuan, harus menusantara, menasional. Kalau di sana nanti hanya kunjungan wisata saja niatnya,” terang Wapres.

Wapres menambahkan alasan lainnya adalah karena Bung Hatta bukan milik daerah tetapi milik bangsa. Bung Hatta merupakan tokoh dengan pemikiran-pemikiran yang dibutuhkan untuk menginspirasi masyarakat Indonesia.

“Karena apapun (kalau) di Bukittinggi paling tinggi kegiatannya itu sekali setahun, jadi tidak menggema pikiran ini. Padahal yang kita butuhkan dari Bung Hatta adalah pemikirannya, justru bukan hanya generasi muda, tetapi para negarawan, politikus (juga) mengerti,” ungkap Wapres mengingatkan.

Selanjutnya, Maizar menyampaikan bahwa telah dirancang program-program yang intinya mencerdaskan dengan pemikiran Bung Hatta dalam bentuk diskusi, forum, radio streaming untuk kalangan muda dan sebagainya. Untuk itu, ia mengharapkan adanya dukungan dari pemerintah.

Wapres menerangkan bahwa pada dasarnya pemerintah pasti akan mendukung pembangunan heritage Bung Hatta, namun konsepnya harus memiliki scope nasional yang melibatkan ahli-ahli sejarah, tidak hanya dari Minang tetapi nasional.

“Rubah saja dulu (konsepnya) menjadi Konsep Proklamator, konsep Wakil Presiden, bukan konsep minang,” pungkasnya.

Hadir bersama Maizar Rahman, Pengurus Yayasan Proklamator Bung Hatta, yaitu Ketua Firman Rasyid, Sekretaris Ezrinal Aziz, Bendahara Umum Winta Sumarsono, dan anggota pembina Dermawan Sjarial. Sementara, Wapres didampingi Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar dan Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah. (KIP, Setwapres)