Makassar, wapresri.go.id – Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla melakukan peninjauan banjir dan tanah longsor di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (27/1/2019).

Setibanya di Makassar, Wapres dan rombongan langsung meninjau Waduk Bili-Bili yang letaknya kurang lebih 30 KM sebelah Timur Kota Makassar.

Di tempat tersebut Wapres mendengar paparan dari Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hari Suprayogi, mengenai data umum pembangunan Bendungan Bili-Bili.

Dari paparan yang disampaikan, Wapres menilai ada kerusakan di Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, yang merupakan hulu dari bendungan yang di bangun tahun 1991 hingga 1999 ini.

“Dari pandangan mata saja air sudah coklat, berarti di hulunya sudah rusak,” ujarnya.

Sebagi informasi, Bendungan Bili-Bili yang berada di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan, mengalami peningkatan Tinggi Muka Air (TMA) yang diakibatkan oleh curah hujan ekstrem yang terjadi sejak Senin malam (21/1/2019) di Kabupaten Gowa dan sekitarnya.

Peninjauan kemudian dilanjutkan ke Jembatan Bisolo di Je’nelata, Desa Manuju, Kecamatan Parang Loe yang terputus.

Usai kunjungan lapangan, Wapres Jusuf Kalla langsung memimpin rapat koordinasi penaggulangan banjir dan tanah longsor di Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, Jl. Urip Sumoharjo No.269, Makassar.

Tampak hadir dalam rapat diantaranya Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Soeharso Monoarfa, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Husain Abdullah dan Staf Khusus Wapres M. Abduh, Tim Ahli Wapres M. Ikhsan serta Iskandar Mandji serta para Bupati dan Walikota se-Sulawesi Selatan.

Mengawali rapat, Wapres mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah banjir dan tanah longsor yang menimpa Provinsi Sulawesi Selatan.

Dalam rapat tersebut, Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, memberikan kesempatan kepada para Bupatinya untuk memaparkan kondisi aktual daerahnya masing-masing akibat banjir dan tanah longsor.

Sementara, Kepala BNPB mengusulkan agar dibentuk tim bersama untuk menghitung kerusakan rumah masyarakat dengan katagori rusak ringan, sedang dan berat sehingga dapat dijadikan panduan untuk membantu masyarakat.

Selain itu Jenderal bintang tiga Angkatan Darat akan melakukan penanganan Bawakaraeng revitalisasi DAS alih fungsi.

Usai rapat, Wapres memberikan keterangan pers kepada awak media. Wapres mengatakan, ia ingin melihat secara langsung dampak dari bencana banjir dan tanah longsor serta implementasi program dalam membantu korban yang selamat dan meninggal agar segera di tangani dengan baik.

“Saya ingin melihat apa yang terjadi. Setelah melihat kondisi lapangan, program yang harus segera dilakukan adalah membantu korban yang meninggal,” ujar Wapres.

“Semua fasilitas umum seperti jembatan akan segera diperbaiki oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersama-sama dengan Pak Gubernur,” lanjutnya.

Selanjutnya, Wapres juga menyampaikan bahwa bantuan dalam bentuk santunan akan diberikan dari Kementerian Sosial.

Ia juga mengintruksikan agar lahan konservasi hutan yang kini berubah menjadi lahan perkebunan untuk dapat dikembalikan lagi fungsinya, agar tetap memiliki nilai ekonomi, dan dapat dilakukan penanaman tanaman keras di hulunya.

Soal target, Wapres menuturkan bahwa perbaikan ini membutuhkan waktu lama, sekitar 3 tahun. Oleh karena itu, Wapres mengimbau agar penanaman bibit dapat dilakukan mulai dari sekarang.

Usai rapat di kantor Gubernur, Wapres dan rombongan menuju Pangkalan Udara TNI AU Hasanuddin Makassar untuk kembali ke Jakarta, untuk menghadiri peresmian pembukaan Rakornas Muslimat NU di Hotel Atlet Senayan Jakarta malam ini. (RN/NN/SK-KIP, Setwapres)