Kantor Wakil Presiden. Saat ini negara-negara di Timur Tengah (Timteng) tidak semuanya nyaman. Di beberapa negara terjadi multi konflik yang tidak dapat dipastikan kapan berakhir, baik konflik sunni-syiah, konlik, energi, konflik demokrasi-otoriter, perang saudara, dan sebagainya. Dalam menjaga hubungan bilateral dengan negara-negara di Timteng tersebut, Indonesia harus tetap netral. “Diplomasi penting, tapi kepentingan nasional harus tetap dijaga,” tegas Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika menerima Calon Duta Besar (Dubes) RI untuk Timur Tengah di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Timur, Selasa, 22 Desember 2015.

Saat ini, kata Wapres, Timteng berada di titik nadir, baik secara ekonomi mapupun politik. Salah satu penyebabnya karena intervensi asing. Lebih jauh Wapres mencontohkan, ISIS, pertama kali tumbuh di Irak, karena kondisi negara tersebut dalam keadaan lemah, akibat pengaruh intervensi asing membawa demokrasi ke wilayah tersebut.

Penggulingan penguasa otoriter Saddam Hussein secara paksa di negara itu, lanjut Wapres, mengakibatkan kosongnya kekuasaan yang kemudian dieksploitasi oleh kelompok ekstremis.  “Sering saya katakan di mana-mana, bahkan pada pertemuan PBB. Negara-negara besar memaksakan negara-negara di Timteng menerapkan demokrasi, tetapi tidak dengan cara-cara yang tidak demokratis,” ungkap Wapres.

Wapres menjelaskan, masyarakat Indonesia dulu menjadikan negara-negara Timteng sebagai rujukan untuk belajar agama Islam seperti Mesir, Saudi Arabia, Yaman, bahkan Iraq. Dalam belajar agama, yang dipelajari adalah peradaban dan akhlak. “Sekarang apa yang bisa kita pelajari di sana? Peradaban dan akhlak apa lagi yang bisa kita tiru di sana kalau mereka saling membunuh dan saling menembak?” tanya Wapres.

Untuk itu, lanjut Wapres, pemerintah berencana membangung universitas Islam negeri bertaraf internasional. Lahan dan dana yang besar tengah dipersiapkan untuk mewujudkannya. “Indonesia akan membangun universitas Islam dengan kualitas yang sangat baik, sehingga anak-anak kita tidak perlu belajar lagi di sana,” imbau Wapres.

Wapres menjelaskan, masih ada negara-negara Timteng yang kondisinya saat ini masih stabil, antara lain Uni Emirat Arab dan Qatar. Negara-negara tersebut maju karena pandangan pemimpinnya yang sangat visioner. Industri terbesar yang dijual di sana adalah jasa. Banyaknya hotel dan mal yang dibangun untuk menarik turis dunia. Pasar yang ditawarkan bukan hanya Arab saja, yang penduduknya kurang lebih 30 juta, tetapi dunia, dengan target 1 milliar pengunjung. “Sekarang orang tidak lagi berkunjung ke Paris, tetapi lebih banyak ke Dubai, walaupun semua serba buatan,” ungkap Wapres.

Kondisi di Timteng saat ini, Wapres menambahkan, terjadi perubahan yang luar biasa. Ada yang tambah modern, namun ada juga yang terpuruk karena paham-paham radikalisme. Walaupun demikian, Wapres mengimbau, untuk memerangi radikalisme dan terorisme, pemerintah Indonesia tidak membentuk aliansi militer dengan negara manapun. “Karena teroris tidak dapat dikalahkan dengan militer. Hanya dapat dikalahkan dengan pendidikan, dakwah, ekonomi yang baik, dan keadilan,” tegas Wapres.

Sebelumnya, Calon Dubes untuk Qatar Basri Sidehabi menyampaikan, kedatangan mereka menemui Wapres untuk meminta arahan sebelum mereka berangkat bertugas. “Di Timur Tengah nama Bapak Jusuf Kalla cukup tinggi. Mudah-mudahan juga sudah sering kesana sehingga apa yang diceritakan nanti, siap kita laksanakan” ujar Basri.

Di akhir pengarahannya, Wapres mengucapkan selamat kepada para calon dubes yang hadir. Wapres sekali lagi mengingatkan, sebagai duta besar, harus memperhatikan national interest. “Apa yang bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi dan investasi jangka panjang. Untuk itu harus disiapkan formasi yang jelas,” tegas Wapres.

Usai memberikan pembekalan, Wapres memberikan kesempatan tanya jawab kepada ke-enam calon Dubes Timteng. Mereka adalah Basri Sidehabi Calon Dubes untuk Qatar, Helmy Fauzy Calon Dubes untuk Mesir, Agus Maftuh Calon Dubes untuk Saudi Arabia, Musthofa Taufik Abdul Latif Calon Dubes untuk Oman, Husnan Bey Fananie Calon Dubes untuk Azerbaijan dan Husin Bagis Calon Dubes untuk Uni Emirat Arab.

 

*****