Jakarta, wapresri.go.id – 98.7% Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menyerap 75 persen tenaga kerja turut mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, masih banyak UMKM yang belum berkembang secara optimal, baik dari pengetahuan tenaga kerja, keuangan, maupun pemasarannya. Untuk itu, Pemerintah mendorong Bukalapak menggandeng UMKM untuk mampu mainkan peran di pasar global (global marketplace) sehingga meningkatkan pemberdayaan ekonomi umat.

Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden (Wapres) KH. Ma’ruf Amin ketika menerima President dan Co-Founder PT. Bukalapak.com Fajrin Rasyid, di Kantor Wapres, Jl. Merdeka Utara No.15, Senin (2/12/2019).

Lebih jauh Wapres menjelaskan, dalam mendukung pemberdayaan ekonomi umat tersebut, Pemerintah berkomitmen memperluas lingkup ‘keuangan syariah’, menjadi ‘ekonomi dan keuangan syariah’. Upaya ini fokus pada empat sasaran, yaitu membangun industri halal, mengembangkan industri keuangan, menghimpun dana sosial, dan membangun bisnis syariah.

Dalam hal industri halal, Wapres mengingatkan, agar Indonesia tidak hanya memberi persetujuan (endorse) label halal pada suatu produk sehingga masyarakat muslim dapat menggunakannya. Namun, ia berharap, Indonesia justru menghasilkan produk-produk halal sendiri untuk selanjutnya diekspor ke pasar global.

“Kita ingin menjadi produsen halal yang bisa menjual ke luar negeri. Mungkin Bukalapak bisa memasarkan, sampai ekspor ke berbagai negara,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Fajrin menjelaskan, sebagai perusahaan yang memiliki platform perdagangan elektronik (e-commerce), Bukalapak telah mengedukasi UMKM untuk memasarkan produk mereka melalui BukaGlobal. Sudah ada lima negara yang menjadi tujuan platform tersebut, yaitu Singapura, Malaysia, Hongkong, Taiwan (China Taipei) dan Brunei Darussalam.

“Terus kembangkan ke negara-negara yang non-tradisional yang selama ini tidak terjangkau, seperti Timur Tengah dan Afrika, sehingga produk-produk UMKM kita dapat dipasarkan ke berbagai negara,” sambung Wapres.

Sementara untuk mengembangkan industri keuangan syariah, Wapres mengungkapkan, masih banyak ruang untuk diperbaiki, misalnya perbankan, industri keuangan non-bank (IKNB) syariah seperti asuransi, dan pasar modal. Untuk itu, ia berharap, Bukalapak dapat berkontribusi dalam mengembangkan industri keuangan ini.

“Industri keuangan [syariah] kita ‘kan belum besar, kecuali sukuk saja, yang terbesar di dunia,” ungkapnya.

Terkait penghimpunan dana sosial (social fund) syariah, seperti zakat dan wakaf, Wapres menggarisbawahi bahwa untuk zakat sendiri baru 3,5 persen atau sekitar 8 trilyun, sementara potensinya mencapai 230 trilyun. Wakaf pun demikian, memiliki potensi besar yang dapat mendorong potensi ekonomi syariah.

“Saya membayangkan kita bisa mengambil wakaf tidak hanya dari dalam negeri tapi juga dari diaspora yang ada di luar negeri. Dengan menghimpun dana murah yang [memiliki potensi] besar sekali menjadi social fund yang bisa dikembangkan,” imbaunya.

Sasaran terakhir adalah mengembangkan bisnis syariah. Menurut Wapres, bank syariah sudah banyak dibangun, namun nasabah atau para pengusaha yang terlibat didalamnya belum banyak.
“Istilahnya bisnya sudah banyak, penumpangnya belum banyak. Penumpangnya ya pengusaha-pengusaha ini. Ini yang kita tunggu agar pemberdayaan umat menjadi besar,” harapnya.

Sebelumnya, Fajrin melaporkan, Bukalapak turut aktif membuka jalan kemitraan dan mengimplementasikan arahan Pemerintah dalam peningkatan kapasitas wirausaha santri. Sesuai data Kementerian Agama, Indonesia memiliki lebih dari 28.000 pesantren dan 4 juta santri yang tersebar di seluruh wilayah. 80% dari pesantren tersebut telah mengelola UMKM yang produknya dihasilkan langsung oleh para santri.

Fajrin menyatakan, Bukalapak sangat terbuka dan merasa terhormat dipercaya menjadi mitra pemerintah.

“Kami baru saja memulai pelatihan digital bagi para santri di Pusat Layanan Usaha Terpadu Kabupaten Tasikmalaya pada bulan November ini. Selanjutnya, kami akan berkeliling Indonesia bersama dengan Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Agama dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk meningkatkan Kapasitas Kewirausahaan Digital terintegrasi Bagi UMKM Berbasis Pesantren,” ungkapnya.

Selain itu, menurut Fajrin, dari sisi penyediaan produk keuangan syariah, Bukalapak telah menyediakan 7 produk syariah dengan total pertumbuhan AUM sebesar 168%.

“Hingga Juli 2019, produk BukaReksa mendominasi 60% total dana kelolaan. Sedangkan, BukaModal syariah mampu menarik pengajuan aplikasi pinjaman hingga lebih dari tiga kali lipat dibandingkan dengan versi konvensional,”jelasnya.

Di akhir pertemuan tak lupa Wapres memberikan apresiasi kepada Bukalapak yang telah berupaya membina UMKM sejak Bukalapak awal berdiri. Ia berpesan agar pengusaha-pengusaha besar e-commerce seperti Bukalapak ini terus membangun sinergi dan kolaborasi dengan pengusaha-pengusaha kecil yang tergabung dalam UMKM.

“Saya memberikan apresiasi kepada Bukalapak yang telah berkomitmen untuk membina UMKM yang sudah banyak ini,” pungkasnya.

Hadir bersama President Bukalapak, Chief of Talent Bukalapak Bagus Harimawan, AVP Public Policy & Government Relation Bukalapak Bima Laga, Manager Public Policy & Government Relations Muhammad Isa, Senior Corporate Communication Manager Gicha Graciella, dan Director of Payment, Fintech & Virtual Product Bukalapak Victor Lesmana.

Sementara Wapres didampingi Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres Bidang Politik dan Hubungan Antar Lembaga Sukriansyah, Staf Khusus Wapres Bidang Ekonomi dan Keuangan Lukmanul Hakim, Staf Khusus Wapres Bidang Umum Masykuri Abdillah, dan Tim Ahli Wapres Bambang Widianto. (SK-KIP, Setwapres)