Jakarta, wapresri.go.id –  Sistem ekonomi global terus mengalami perubahan yang efeknya dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Untuk menghadapi perubahan tersebut, kekuatan ekonomi Indonesia harus fokus pada ekonomi digital.

“Dan apa efeknya kepada kita maka tentu akan menjadi suatu perubahan di dunia. Teknologi, climate change berubah semuanya. Dulu bisnis atau perusahaan [besar] itu [di sektor] energi, [seperti] Exxon, Aramco dan sebagainya, atau [di sektor] perbankan, seperti Citibank segala macam. Itulah multi national company yang hebat. Tetapi saat ini perusahaan-perusahaan raksasa dunia justru yang berkecimpung dalam ekonomi digital, seperti Facebook, Apple, Microsoft, Amazon, dan sebagainya,” ungkap Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat menghadiri Dialog 100 Ekonom di Hotel Westin, Jakarta, Kamis (17/10/2019).

Melihat ilustrasi tersebut, Wapres menyimpulkan bahwa terdapat perubahan kekuatan ekonomi, dimana sektor energi atau perbankan dikalahkan oleh digital economy. Jika Indonesia tidak mengikuti arus perubahan ekonomi ini, maka Indonesia akan mengalami efeknya kemudian.

Wapres pun berpesan kepada para ekonom yang hadir bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, diperlukan adanya percepatan dalam segala hal, harmonisasi peraturan-peraturan yang ada, dan pendidikan harus lebih fokus pada keterampilan.

Menurut Wapres,  hadirnya para ekonom di acara ini dapat dijadikan forum untuk menyampaikan pemikiran dan pendapat mereka mengenai persoalan ekonomi yang dihadapi bangsa ini.

“Hari ini saya sudah mendengarkan dan bertemu banyak teman. Sisa dua hari kerja saya di pemerintahan. Saya mau dengar aspirasi dan pandangan dari kawan-kawan,” ujar Wapres.

Wapres pun membagi pengalamannya tentang pemikiran salah satu ekonom senior yang juga hadir dalam dialog tersebut, Emil Salim.

“Saya mau berbagi pengalaman saya. 54 tahun yang lalu, masih muda dan ganteng. Saya masih mahasiswa di UNHAS. Sebagai ketua senat, ada seminar ekonomi Pancasila. Pembicaranya Pak Emil, beliau baru pulang dari Den Haag, katanya waktu itu. Baru pulang terus ngomong utang Indonesia. Gimana pembicaraanya? Gampang itu, kita gak bisa bayar, mau apa tuh mereka [pemberi utang]. Nantilah kalau kita sanggup kita bayar. Artinya itulah cara mengatur bangsa, ada yang susah, ada yang gampang,” kisahnya.

Dalam acara dialog tersebut, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini memberikan penghargaan kepada Wapres Jusuf Kalla atas kinerja yang baik sehingga dapat dijadikan teladan bagi generasi selanjutnya.

“Bapak menyelesaikan tugas dengan baik dan banyak kenangan bagi bangsa. Hal-hal dimana Bapak bisa jadi teladan generasi-genarasi seterusnya,” ujar Didik.

Hadir mendampingi Wapres dalam acara tersebut Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Staf Khusus Wapres Bidang Reformasi Birokrasi Azyumardi Azra, Staf Khusus Wapres Bidang Otonomi Daerah Syahrul Udjud dan Tim Ahli Wapres Sofyan Wanandi. (NL/SK-KIP, Setwapres)