Jakarta, wapresri.go.id – Kemajuan teknologi turut mengubah tatanan politik, ekonomi, sosial dan kehidupan manusia. Teknologi juga menciptakan ketergantungan dan keterkaitan antar negara di dunia, yang membawa dampak positif dan negatif. Untuk itu diperlukan kesiapan dari dalam negeri, terutama dalam meningkatkan kualitas SDM dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Hal ini disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika memberikan pembekalan kepada Pengurus dan Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LVIII dan Alumni PPRA LVII Tahun 2018, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, di Istana Wakil Presiden, Jln. Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (25/10).

Lebih jauh Wapres mencontohkan dampak teknologi di bidang ekonomi, yakni melemahnya nilai tukar rupiah dan mata uang beberapa negara karena perang dagang yang belakangan ini terjadi.

Wapres juga menyampaikan, bagaimana nilai demokrasi dan liberal menjadi paham yang paling berpengaruh sejak berakhirnya Perang Dunia ke-2, dan memunculkan globalisasi. Namun, akhir-akhir ini paham nasionalisme (populis nasional) makin menguat di beberapa negara dan malah menimbulkan proteksionisme.

“Perubahan-perubahan itulah yang perlu kita bahas efeknya pada kebijakan dalam negeri,” imbau Wapres.

“Efek dari teknologi, efek populis nasional, bagaimana itu semua kita tanggapi,” lanjutnya.

Terkait perubahan politik Indonesia, Wapres berpendapat, kemajuan teknologi turut memengaruhi pelaku bisnis. Saat ini, kampanye tidak lagi memerlukan banyak pamphlet, baliho dan flyer. Hal ini berefek pada pelaku bisnis yang sebelumnya mendapatkan keuntungan dari kampanye massa.

“Dulu, waktu mau kampanye, yang dicari penggerak massa, sekarang, dicari tim siber,” ujar Wapres.

Begitu juga dengan sistem kaderisasi anggota partai politik, Wapres menilai, tidak seketat dulu dan lebih mengedepankan popularitas. Terkait ideologi parpol, menurutnya, hampir tidak ada perbedaan, semua mengusung prinsip nasionalis religius. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk menilai kinerja dari parpol.

Terlepas dari segala perubahan itu, Wapres meyakini, Pemilu ke depan akan tetap aman dan berkualitas meskipun lebih rumit karena diselenggarakan serentak.

Di akhir sambutannya, Wapres berharap, apa yang disampaikan hari ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh peserta PPRA Lemhanas yang hadir.

Sebelumnya, Gubernur Lemhannas Agus Widjojo, menyampaikan gambaran umum terkait PPRA, dimana para peserta berasal dari TNI, Polri, Kementerian, Kejaksaan dan instansi pemerintah lainnya. Juga ada beberapa peserta dari negara sahabat, antara lain dari Australia, Pakistan, Bangladesh, Singapura, dan Nigeria.

Pada kesempatan itu, Perwakilan Alumni PPRA LVII dan Peserta PPRA LVIII juga memaparkan hasil seminar dan penelitian mereka. Selain itu, dibuka juga sesi tanya jawab dengan Wapres. Beberapa peserta antusias menanyakan tentang strategi Pemerintah dalam dinamika politik dan kondisi ekonomi global.

Hadir mendampingi Wapres, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Plt. Deputi bidang Dukungan Kebijakan Pemerintahan Guntur Iman Nefianto, Staf Khusus Wapres bidang Hukum Satya Arnianto, Staf Khusus Wapres bidang Reformasi dan Birokrasi Azyumardi Azra, Staf Khusus Wapres bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud, dan Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi. (PN/SK, KIP-Setwapres).