Jakarta, wapresri.go.id – Kementerian Sekretariat Negara pada umumnya, dan Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) pada khususnya memiliki posisi yang strategis dalam pemerintahan. Sebab, kedua unit ini merupakan think thank (wadah pemikir) yang bertugas memberikan analisis serta kajian berbasis penelitian kepada pimpinan tertinggi negara dalam merumuskan sebuah kebijakan. Oleh karena itu, untuk dapat menghasilkan kajian yang baik, diperlukan kemauan untuk belajar serta update (memperbaharui) pengetahuan atas isu-isu yang sedang terjadi.

“Yang kunci adalah mindset (pola pikir) atau mind frame (cara berpikir) kita adalah harus multitasking. Ngga bisa jadi spesialis lagi, harus mengerti sampai detail isu-isu yang jadi topik tadi, mencakup segala bidang. Harus update masing-masing masalahnya apa, status posisinya seperti apa yang paling update dan kira-kira ke depan yang paling sesuai arahan Wapres (Wakil Presiden) dan kebijakan pemerintah akan kemana. Jadi orang Setwapres harus hands on (turun langsung), harus selalu update, harus selalu tahu perkembangan terakhirnya sehingga setiap kali pertanyaan itu muncul atau akan ada pembahasan, kita bisa beri masukan yang tepat,” ungkap Kepala Sekretariat Wakil Presiden (Kasetwapres), Mohamad Oemar, pada acara Talk with Outstanding People (TOP) yang diselenggarakan secara daring oleh Pusat Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara, Selasa (29/06/2021).

Lebih Lanjut Kasetwapres menyampaikan, makna update dan multitasking dalam konteks ini bukanlah memahami beragam isu secara sempurna sampai ke dalam. Melainkan kemampuan untuk mencari sumber asal isu tersebut agar dapat dikonfirmasi, dibandingkan, dan diaktualisasi data terbarunya.

“Kuncinya menurut saya di setiap pelaksanaan tugas atau fungsi itu harus nomor satu harus update, harus update itu dalam artian harus knowledgeable (berpengetahuan luas). Tidak harus memahami semua hal secara sempurna tapi tahu setiap hal itu sumbernya siapa, dimana dan kita bisa mendalaminya dengan baik. Jadi kita tidak harus, mungkin memang tidak diperlukan juga, dan tidak akan mampu juga kalau semua itu harus kita kuasai, tapi kita harus update dan knowledgeable mengenai apa bagaimana siapa dimana,” tutur Oemar.

Dalam acara yang bertema “Totalitas Melayani RI 2” ini Kasetwapres pun bercerita mengenai pengalaman mendampingi tiga Wakil Presiden di tiga periode berbeda. Ia menguraikan banyak sekali pengalaman berharga yang didapat selama bertugas dan meskipun terdapat dinamika di dalamnya, dengan niat yang baik maka semua dapat dilewati dengan baik.

“Saya kira Indonesia ini beruntung punya pimpinan, dalam hal ini Wakil Presiden, yang mumpuni. Individu-individu yang luar biasa. Dari pengalaman saya mendampingi Bapak Wakil Presiden mulai dari Pak Boediono, Pak Jusuf Kalla, sekarang Pak Kiai Ma’ruf Amin, saya tentunya dapat pelajaran yang banyak sekali,” urai Oemar.

“Rasanya sih suka semua, tidak ada dukanya. Jadi begini ya teman-teman, jadi memang dimulainya dalam semua hal, dalam hal bekerja atau sebagai aparat pemerintah, sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara), itu tidak lepas dari fitrahnya manusia dari semua hal. Jadi kalau kita ingin nilai hasilnya apakah menyenangkan atau tidak, itu kembali ke niatnya kita,” tambahnya.

Menutup acara, Kasetwapres pun berpesan kepada seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara dan Sekretariat Wakil Presiden pada khususnya, untuk dapat terus memperkaya diri dengan pengetahuan-pengetahuan yang semakin hari semakin berkembang. Sebab, hal tersebut akan dapat meningkatkan kemampuan berkolaborasi dan meningkatkan kapasitas individu untuk dapat melakukan riset dan analisis yang lebih baik lagi ke depannya dalam membantu para pemimpin tinggi negara (Presiden dan Wakil Presiden) untuk merumuskan sebuah kebijakan.

“Kita di semua bidang jangan terpaku dengan disiplin yang menjadi latar belakang pendidikan saja. Tapi juga memperkaya, memahami hal-hal terkait dan hal-hal yg mempengaruhi. Karena tidak ada di dunia ini satu isu sendirian yang bisa terjadi tanpa adanya kausalitas, interaksi, saling pengaruh,” jelas Oemar.

“Demikian juga seorang pejabat atau seorang pegawai, tidak mungkin dia bisa menyelesaikan masalahnya sendiri mesikipun sesuai dengan bidang keilmuan yang didalami. Akan sangat perlu masukan, analisis dari bidang-bidang lain,” pungkasnya.

Sebelumnya Plt. Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi ASN, Butet Tobing, melaporkan tujuan dari penyelenggaraan acara TOP ini. Ia juga menyampaikan harapannya agar acara ini dapat memberikan motivasi kepada seluruh peserta dan dapat mengambil nilai baiknya untuk diterapkan di lingkungan kerja masing-masing.

“Setneg TOP yang memiliki moto out of the box diselenggarakan sebagai upaya pelestarian keahlian khusus yang dimiliki oleh para leader (pemimpin) maupun inspirational people (sosok inspiratif) yang diintegrasikan ke dalam knowledge management (manajemen pengetahuan) sistem organisasi sebagai sumber pembelajaran berharga yang dapat diakses lintas generasi,” papar Butet.

“Dengan mengikuti kegiatan ini kami berharap bapak dan ibu dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan serta motivasi dan inspirasi dari kisah pengabdian sosok inspiratif di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara,” tandasnya.

Acara TOP ini dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube Pusat Pengembangan Kompetensi ASN Kementerian Sekretariat Negara. Acara diikuti oleh 565 peserta melalui Zoom Meeting dan 79 peserta melalui Youtube. (NN/RJP, BPMI-Setwapres).