Manado, wapresri.go.id – Indonesia sebagai negara yang sangat kaya dengan perbedaan-perbedaan. Kaya dengan berbagai agama, suku, dan bahasa. Perbedaan-perbedaan itu, merupakan kekuatan.

Hal ini disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat Peresmian Pembukaan Sidang Majelis Sinide Ke-79 Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) di Grand Kawanua Convention Center ( GKCC) Jl. A. A. Maramis, Paniki Bawah, Manado, Sulawesi Utara, Senin, 19/3.

“Justru kita besar karena perbedaan-perbedaan itu. Apalagi dari sisi agama, semua kita meyakini dan tentu menyerukan bahwa setiap agama bagi pemeluknya adalah kebenaran. Tidak ada di antara kita satu sama lain, yang boleh mengganggu kebenaran yang dipercaya dan diyakini oleh masing-masing pemeluk agamanya,” ucap Wapres.

Lebih lanjut Wapres mengapresiasi toleransi yang telah berjalan di Manado berkat kiprah para pendeta dan gereja.

“Saya selalu mengapresiasi kehidupan beragama di Sulawesi Utara ini, yang selalu menganggap bahwa kehidupan damai, selalu menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari manusia di sini,” ujarnya.

Dikatakannya pada tahun dua ribuan, kata Wapres, pada saat konflik di Sulawesi Tengah dan di Maluku Utara yang menimbulkan korban jiwa ribuan manusia yang tidak bersalah. Tetapi di Sulawesi Utara tetap damai dan aman, justru sibuk untuk melayani pengungsi manusia yang datang dari dua daerah tersebut, dan sampai sekarang.

“Saya kira masih ada sisa-sisa yang tentu sudah menjadi orang Sulawesi Utara. Itulah suatu kebaikan dan contoh bagaimana kehidupan damai itu dilahirkan dijalankan, bukan hanya kita berbicara damai, tapi dalam pelaksanaannya tidak, Anda semua di Sulawesi Utara ini telah membuktikan itu, bahwa kedamaian dalam perbedaan agama dapat berjalan,” terangnya.

Dengan demikian, maka pantaslah kota Manado mendapat penghargaan sebagai kota nomor satu toleran se Indonesia. Karena kebiasaan dan pola hidup bermasyarakat seperti itu yang telah berjalan selama ini.

“Untuk itu, sekali lagi saya selalu mencontohkan itu kenapa Menado menjadi kota Nomor 1 tolerannya di Indonesia,” kata Wapres.

Di kesempatan itu, Wapres juga menyampaikan ucapan selamat kepada Majelis yang akan memilih pimpinannya secara demokratis, melalui pemilihan secara digital.

“Seperti kita tahu, di Indonesia merupakan pesta demokrasi, sehingga pemilihan ini menjadi contoh bahwa apabila sesuatu dilaksanakan dengan niat yang baik, dengan persahabatan, dengan tulus ikhlas, akan menghasilkan hasil yang baik dan damai. Agama pada dasarnya adalah tujuannya untuk kedamaian semua,” terangnya.

Selain itu dalam sambutannya, Wapres menyinggung peran rumah-rumah ibadah untuk memberikan manfaat kepada lingkungan sekitarnya, seperti meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan ekonomi masyarakatnya.

“Saya mengetahui betul, bahwa bagaimana pendidikan di Sulawesi Utara ini maju karena dorongan gereja, pendidikan kesehatan maju karena upaya-upaya di masyarakat, sosialnya dipelopori oleh gereja, itu sangat penting untuk kita semuanya,” paparnya.

Sebelumnya Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dalam sambutan selamat datang, memaparkan perkembangan pembangunan di Sulawesi Utara dan 3 agenda utama Majelis Sinode ke-79.

Hadir pada acara tersebut Menteri Dalam Negeri Tjahyo Kumolo, Gubernur Sulawesi Utara, Ketua Persatuan Gereja-gereja di Indonesia, Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM dan Wakil Ketua Panitia Acara Sidang Majelis Sinode GMIM ke-79.

Selain Ibu Mufidah Jusuf Kalla, Wapres di dampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres Bidang Umum Alwi Hamu, Staf Khusus Wapres Bidang Reformasi Birokrasi Azyumardi Azra, Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi. (YZ/RN-KIP Setwapres).