Jenewa, wapresri.go.id – Sebagai negara yang telah mengalami banyak bencana alam, Indonesia memahami betul arti penting implementasi Kerangka Sendai, baik di tingkat lokal, nasional, kawasan, maupun dunia. Demikian disampaikan Wapres mengawali pembacaan Pernyataan Resmi Delegasi RI dalam Pertemuan Global Pengurangan Risiko Bencana PBB tahun 2019 (GPDRR), Kamis 15/05/2019 pukul 09.00 WS.

Wapres mengungkapkan bahwa dalam rangka pengelolaan risiko bencana, Presiden RI telah menginstruksikan penguatan kemitraan berbagai pemangku kepentingan; pengintegrasian rencana pembangunan yang mencakup pengurangan risiko bencana; peningkatan koordinasi pemerintah daerah dan nasional; serta penerapan pengurangan risiko bencana yang berbasis ilmu pengetahuan.

“Penguatan kemitraan dilakukan dengan pendekatan pentahelix yang melibatkan pemerintah daerah, akademisi, tokoh masyarakat, sektor swasta, serta organisasi masyarakat sipil”, terang Wapres.

Wapres menjelaskan lebih lanjut bahwa bagi Indonesia, tsunami Aceh tahun 2004 yang belum pernah terjadi sebelumnya telah menjadi momen kebangkitan sehingga mengubah pendekatan fundamental Indonesia dalam melihat dan menangani bencana sekaligus menjadikan Indonesia fokus untuk mencegah serta mengurangi risiko bencana dengan melibatkan semua elemen masyarakat.

Menurut Wapres, adanya tsunami dan bencana lain, juga merupakan momen kebangkitan bagi kawasan ASEAN maupun dunia melalui upaya kolektif global, karena disadari bahwa suatu negara akan membutuhkan negara lain untuk menghadapi dampak bencana.

“Tidak ada satupun negara yang dapat menghadapi sendiri dampak dari bencana, karenanya Indonesia percaya bahwa kerja sama internasional memainkan peranan yang sangat penting”, tegas Wapres.

Komitmen Indonesia terhadap kerja sama internasional diantaranya dilakukan dengan berbagai program peningkatan kapasitas melalui mekanisme triangular dan Kerja Sama Selatan-Selatan; program berbagi pengalaman serta praktik terbaik, dengan negara-negara ASEAN dan Uni Eropa; serta pelatihan gabungan bersama negara-negara ASEAN, khususnya di bawah skema Simulasi Tanggap Darurat Bencana di Kawasan ASEAN (ARDEX).

Untuk itu, pada kesempatan pertemuan global ini Wapres menegaskan kembali komitmen Indonesia serta mengajak negara-negara untuk turut memajukan kerja sama internasional, khususnya untuk memastikan implementasi enam target prioritas Kerangka Sendai lainnya.

“Indonesia bersedia untuk menjajaki kemungkinan kerja sama di bidang riset, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta peningkatan kapasitas masyarakat lokal dalam menghadapi fenomena alam yang berulang ini”, imbuhnya.

Wapres pun tak lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada dunia dan komunitas internasional yang telah memberikan bantuan dan simpati serta dukungan terhadap gempa bumi dan tsunami tahun 2018 yang melanda Lombok, Palu dan Sunda.

“Bagi Indonesia, solidaritas ini merupakan bukti nyata komitmen dunia internasional dalam mendukung pengurangan risiko bencana sebagaimana telah menjadi jiwa Kerangka Sendai”, ujar Wapres sekaligus menutup Pernyataan Resmi Delegasi RI dalam pertemuan GPDRR.

Turut mendampingi Wapres diantaranya Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir, Wakil Tetap RI Jenewa Hasan Kleib, Kepala BNPB Doni Monardo, dan Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar. (GCW/RN, KIP-Setwapres)