Jakarta. Negara-negara di Asia telah mengalami kemajuan yang sangat tinggi, baik dalam hal ekonomi, sistem pemerintahan, perdagangan maupun investasi. Kemajuan tersebut perlu didukung dengan pengawasan dan teknologi yang baik. “Gabungan antara pengetahuan di bidang accounting, auditing dan budgeting dengan IT menyebabkan kemampuan kita di bidang pemeriksaan keuangan ini haruslah juga berkembang dengan sebaik-baiknya,” ujar Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika membuka INTOSAI Development Initiate-Asian Organization of Supreme Audit Institutions (IDI-ASOSAI) Meeting with SAI Management and Key Stakeholders, di Hotel Crown Plaza, Rabu, 9 Desember, 2015.

Wapres memahami masing-masing negara memiliki kemampuan teknologi dan juga sistem perundang-undangan yang berbeda. Oleh karena itu Wapres menegaskan sebagai anggota Supreme Audit International khususnya ASOSAI harus saling memahami, bertukar pandangan, pengetahuan, dan pengalaman untuk menentukan standarisasi sistem pemeriksaan keuangan yang sesuai dengan UN Anti-Corruption Action. “Karena tanpa standar-standar yang sama, yang dipunyai masing-masing negara, kita tidak bisa saling connected dalam hal pemeriksaan ataupun dalam hal audit masing-masing negara,” jelas Wapres.

Namun, Wapres mencermati, dengan teknologi yang makin canggih menyebabkan kejahatan-kejahatan di bidang keuangan juga semakin besar. “Karena itulah maka peningkatan kemampuan supreme auditor masing-masing negara sangat dibutuhkan,” imbau Wapres.

Menurut Wapres, tanpa kemampuan auditor yang baik dapat menyebabkan negara mengalami kerugian yang sangat besar. Wapres mencontohkan, bagaimana orang-orang Indonesia memperoleh kekayaan yang tidak wajar kemudian menyembunyikannya di negara lain, namun, kekayaan tersebut tidak dapat dideteksi sehingga merugikan rakyat Indonesia.

Indonesia, di samping memiliki Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai supreme audit, juga memiliki internal audit dalam masing-masing lembaga pemerintahan. Wapres berharap kedua lembaga ini dapat bekerjasama dengan baik. “Agar pengelolaan keuangan di Indonesia berjalan sesuai dengan aturan dan memperkecil efek-efek negatif, baik korupsi dan sebagainya,” tutur Wapres.

Di akhir sambutannya, Wapres mengapresiasi IDI-ASOSAI yang telah mengadakan acara ini sehingga para professional yang menjadi supreme auditor dapat meningkatkan pengetahuan mereka dalam mencegah tindakan yang merugikan negara. “Saya harapkan kerjasama ini dapat mengurangi resiko daripada penyelundupan dan juga kejahatan white collar antar negara yang terjadi selama ini,” pungkas Wapres.

Acara yang dilaksanakan bertepatan dengan Pemilukada serentak tersebut diikuti oleh 48 peserta, yang di antaranya pimpinan lembaga pemeriksa dari 20 negara.

INTOSAI (International Organization of Supreme Audit Institutions) adalah perhimpunan lembaga pemeriksa sedunia yang menaungi INTOSAI regional dan IDI (INTOSAI Development Initiative). IDI merupakan LSM yang bergerak dalam pembangunan kapasitas lembaga pemeriksa/SAI (Supreme Audit Institution) di negara-negar berkembang. Sedangkan ASOSAI (Asian Organization of Supreme Audit Institutions) merupakan organisasi lembaga pemeriksa di kawasan Asia, yang berada di bawah naungan INTOSAI regional.

*****