Jakarta, wapresri.go.id – Menjadi pemimpin, perlu dipupuk sejak muda. Untuk itu, generasi milenial harus menanamkan sifat penuh semangat dan inovatif, terutama dalam menghadapi persaingan global.

Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika menjadi Pembicara pada Talkshow Kamis Kerja Diskusi Bersama Generasi Milenial, di Rumah Kerja @86 Hub, Jakarta Selatan, Kamis malam (21/3/2019).

Lebih jauh Wapres menekankan, semangat tersebut haruslah menuju ke arah yang positif, karena banyak anak muda yang sangat semangat, namun ke arah yang negatif. Misalnya, anak-anak muda yang semangat membentuk ‘geng motor’ dengan melakukan budaya ‘ngetrack’ tengah malam.

Sementara, lanjutnya, inovasi hal yang mutlak dilakukan bagi suatu negara, karena negara-negara di dunia bersaing satu sama lain, bahkan antar negara-negara maju.

Wapres mencermati, negara-negara yang maju bukan karena banyaknya sumber daya alam (SDA) atau jumlah sumber daya manusia (SDM)nya, tetapi kualitas dan inovasi yang dilakukan oleh SDM tersebut. Contohnya, Amerika Serikat merupakan negara maju yang kaya akan SDA dan SDM. Jepang, negara maju dengan SDA sedikit, namun banyak SDM. Sementara, Singapura tetap menjadi negara maju meskipun SDA dan SDM sedikit.

Oleh karena itu, Wapres meminta kepada sekitar 300 milenial yang hadir malam itu, untuk berkontribusi kepada bangsa dengan terus berinovasi. Sebab, di tangan pemudalah inovasi tercipta.

“Karena itu [masyarakat] harus mendorong [inovasi], khususnya anda semua generasi milenial, anak-anakku semua ini untuk lebih tampil, lebih berani dan lebih inovatif untuk bersaing dengan negara-negara lain khususnya di sekitar kita ini,” tegasnya.

Untuk berinovasi, Wapres pun berpesan agar mereka tetap menyelesaikan pendidikan dan menjadi pengusaha dengan menciptakan lapangan kerja. Karena menjadi pengusaha jalan yang paling mudah untuk berkarya. Menurutnya, lapangan kerja menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) sangat terbatas, sementara professional, lebih sulit.

Dalam kesempatan tersebut Wapres juga mengingatkan bahwa untuk menjadi pemimpin harus berjiwa demokratis dan jauh dari nepotisme. Jika pemimpin tidak memiliki kriteria tersebut, maka negara yang dipimpinnya akan mengalami kemunduran, seperti Venezuela, Brazil dan Afrika Selatan.

“Suatu negara jatuh atau pemimpin jatuh, kalau pemimpin jatuh negara juga tentu jatuh, itu umumnya karena dua hal, [pertama] kepemimpinan yang otoriter, dan kedua nepotisme,” karena dua hal, otoriter dan nepotisme,” pungkasnya.

Acara talkshow yang dibawakan dengan santai tersebut dipandu oleh Gupta Sitorus, seorang Chef yang juga Brand Strategist dan banyak melakukan inisiatif dengan generasi milenial. (SK-KIP, Setwapres)