Jakarta, wapresri.go.id – Air merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar, karena itu pengelolaan air bersih dan layak minum harus menjadi program prioritas mengingat jumlah dan kualitasnya yang mulai terbatas.

“Budaya masyarakat terhadap penggunaan air bersih seperti kegiatan mandi, mencuci, dan lain-lain perlu diubah untuk menjaga ketersediaan air bersih,” pesan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat memimpin Rapat Penyediaan Sepuluh Juta Sambungan Air Bersih di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara Nomor 15, Jakarta Pusat, Senin (08/04/2019).

Wapres mencermati, karena jumlah air bersih yang berkualitas mulai terbatas, maka masyarakat banyak mengkonsumsi air kemasan.

“Sekitar 57 persen rumah tangga mulai mengkonsumsi air kemasan,” ungkapnya.

Selain adanya ketimpangan penyebaran air bersih, Wapres juga meminta pembenahan terhadap jumlah dan tarif air bersih.

Dalam rapat, Wapres meminta untuk menyusun program pengelolaan air bersih untuk 5 tahun atau 10 tahun ke depan dengan cara meningkatkan kapasitas PDAM melalui investasi pihak swasta.

Rapat yang dihadiri oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brojonegoro, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Ketua Umum Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) Haris Yasin Limpo, serta para Staf Khusus Wapres ini, membahas rencana pembangunan 10 juta sambungan rumah tangga air bersih, dalam periode 5 tahun ke depan. Isu ini akan menjadi bagian rencana pembangunan jangka menengah nasional 2020-2024, karena saat ini masih ada penurunan kuantitas dan kualitas air baku.

“Kita melihat bahwa pada tahun 2018 kemarin, akses air bersih atau air minum layak itu baru sekitar 68 persen dan yang melalui pipa bahkan hanya 20 persen. Oleh karena itu, untuk kita memperbaiki kualitas infrastruktur dasar sekaligus kualitas dari kesejahteraan masyarakat yaitu penyedian air bersih,” terang Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.

Sementara, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono memaparkan , untuk pencapaian Program 10 Juta Sambungan Rumah (SR) pada periode 2020-2024, dibutuhkan tambahan kapasitas sebesar 85.000 liter/detik yang akan dipenuhi dari program strategis yaitu pembangunan baru 45.250 liter/detik, optimalisasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) eksisting 21.350 liter/detik dan penurunan kebocoran 18.400 liter/detik.

“Targetnya 10 tahun ke depan 2030 seluruh masyarakat Indonesia terlayani air bersihnya,” tandasnya. (RN/AF/SK-KIP, Setwapres)