Jakarta. Sudah banyak ulama Indonesia yang terlibat pada forum-forum internasional, baik yang terlibat langsung dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia maupun dengan memberikan sumbangsih pemikirannya. Upaya seperti ini merupakan upaya yang sangat baik untuk menyambut masa yang akan datang. “Masa datang adalah milik generasi muda, dan juga milik kita semua. Kita harus mulai mengantarkan yang baik,” ucap Wakil Presiden Jusuf Kalla saat memberikan sambutan pada Harlah NU ke-89 dan Launching Muktamar NU ke-33 di Kantor Pusat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Sabtu malam 31 Januari 2015.

Memulai yang baik, kata Wapres, agar kemuliaan itu menjadi bahagian dari kehidupan kita mendatang. “NU didirikan untuk kemuliaan, kebangkitan ulama tentu bukan hanya ulama yang bangkit tapi ulama bangkit untuk bangsa secara keseluruhan,” ujar Wapres.

Wapres mengingatkan bahwa Indonesia sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia harus memiliki peran penting. “Seyogyanya memiliki tanggungjawab yang besar bagi dunia, sebagaimana kebesaran negara itu. Jumlah kita besar, cuma masih kurang menjadi referensi pemikiran-pemikiran Islam di dunia,”ujar Wapres.

Wapres juga berharap agar Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim dapat menjadi referensi tentang pemikiran Islam yang moderat, Islam jalan tengah, Islam yang memberikan rahmatan llil alamin, pemikiran yang lil alamin. “Bagaimana kita membuat pusat-pusat pemikiran Islam ke depan, pemikiran Islam yang moderat dan berbobot dan mempunyai semangat yang lebih baik ke depan,” ucap Wapres.

Di awal sambutannya, Wapres memuji perkembangan NU sebagai suatu organisasi Islam di Indonesia yang dapat berkembang hingga sedemikian rupa hingga satu abad. “Saya kira yang banyak kita kenal NU dan Muhammadiyah,” ucap Wapres.

Keberhasilan ini karena NU bekerja dilandasi keihlasan, kerja keras, amal ibadah yang dijalankan oleh pendiri, pendahulu dan pengurus NU. “Mudah-mudahan mencapai satu abad merupakan upaya yang baik bagi kita semua, karena upaya itu bukan hanya mengembangkan NU tapi bangsa dan agama kita,” ujar Wapres.

Diingatkan Wapres bahwa tantangan yang dihadapi NU akan berubah dari waktu ke waktu, tetapi yang utama adalah bagaimana membangkitkan semangat keIslaman dan membangkitkan semangat umat. “Khusunya di bidang pedidikan yang telah dijalankan dengan sebaik-baiknya, ribuan mungkin puluhan ribu pesantren serta sekolah-sekolah yang telah menjadi dasar pengabdian NU itu sendiri,” kata Wapres.

Tantangan kebangsaan, kata Wapres, adalah tantangan bagaiman memajukan umat dan agama kita. Pada masa lalu tantangan yang dihadapi berbagai macam, diantaranya upaya mencapai kemerdekaan, termasuk kebangkitan kita sehingga NU berubah dan berkembang sesuai jamannya.

Tantangan bangsa merupakan tantangan NU dan juga dapat dikatakan, tantangan NU merupakan tantangan bangsa. “Tantangan kebangsaan kita adalah kemajuan dan kemakmuran, artinya kita dalam keadaan situasi yang belum makmur atau kurang makmur, karena itu kemiskinan menjadi tantangan utama,” ucap Wapres.

NU adalah organisasi Islam yang memilki anggota hingga 89 juta orang, menjadikan NU sebagai organisasi Islam terbesar di dunia. Di negara-negara lain tidak ada organisasi sebesar NU, di Mesir misalnya, seandainya seluruh umat muslimnya mengikuti satu organisasi hanya mencapi 70 juta orang, Malaysia hanya 15 juta orang, bahkan Kuwait hanya 1 juta orang. “Dengan 89 juta merupakan organisasi Islam terbesar di dunia. Sudah luar biasa apa yang dicapai,” kata Wapres.

Tema dari harlah NU ke-89 adalah memperkuat Khittah 1926 Menyongsong 1 Abad Nahdlatul Ulama. Dalam acara ini Ketua Umum Pengurus Besar NU Said Aqil Siradj menandatangani peresmian 23 Universitas NU dan Perguruang Tinggi NU yang tersebar di beberapa kota serta penandatanganan prasasti Masjid oleh Wapres, serta penandatanganan Nota Kesepahaman antara NU dengan Kementerian Agama, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Sosial, Kementerian Desa dan PDT, dan Perhutani. Dalam kesempatan ini, Wapres menerima penghargaan dari NU mewakili almarhum ayahandanya Muhammad Kalla yang telah berjasa mengembangkan NU.

Tampak hadir pada harlah NU ini, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menristek Dikti Moh. Nasir, Menteri Desa dan PDT Marwan Jafar, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Mensos Imam Nahrawi.

****