Jakarta. Dalam menanggulangi bencana diperlukan kecepatan, sehingga para relawan dapat segera tiba di lokasi bencana dan memberikan pertolongan.”Sebagai bekas mantan Bakornas saya ingin memberikan beberapa pelajaran atau pengalaman. Pertama diperlukan kecepatan,” ucap Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat memberikan sambutan pada Peresmian Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional VII Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2015, di Hotel Bidakara Jakarta, 10 Maret 2015.

Lebih lanjut Wapres berharap bila PMI saja mampu tiba di lokasi bencana dalam waktu 6 jam, maka BNPB karena reaksinya begitu hebat dan anggarannya begitu besar harus mempunyai tekad 3 jam sampai di lokasi bencana. Di awal sambutannya, Wapres menjelaskan bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam luar biasa. Namun di sisi lain, perlu disadari bahwa alam juga memberikan potensi ancaman yang dapat berujung pada bencana. “Negeri kita ini negeri yang besar, negara kepulauan, penduduk nomor 4 besarnya di dunia, tentu di samping banyak keuntungan, banyak kelebihan, tentu juga mempunyai masalah-masalah akibat besarnya negeri ini dan juga akibat sebagai negara kepulauan, salah satu ialah bencana”, ujar Wapres.

Wapres menyatakan bahwa bencana dapat datang dari bencana alam dan bencana akibat dari perbuatan manusia. “Dua hal yang mempunyai efek yang sama yaitu penderitaan kepada rakyat, kepada manusia,” kata Wapres. Lebih jauh Wapres menyampaikan bahwa menangani bencana alam, tentu juga menjadi bagian kesehariaan kita yang harus kita atasi, namun bencana itu dapat kita kurangi bencananya. “Dapat juga kita kurangi akibatnya apabila kita mempunyai kesiapan-kesiapan dan pengetahuan yang baik dalam penanganan bencana,” kata Wapres.

Pada kesempatan tersebut Wapres juga membagi sejumlah pengalamannya saat pernah menjabat sebagai Ketua Badan Koordinasi Nasional yakni ketika menangani bencana tsunami di Aceh. Wapres juga menyaksikan penandatanganan MoU antara BNPB dengan 11 Kementerian/Lembaga, BUMN, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha dan Relawan, antara lain :

  • Kementerian Dalam Negeri
  • Kementerian Sosial
  • Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
  • Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binawan, Jakarta
  • PT. Garuda Indonesia Persero, Tbk
  • TVRI – Artha Graha Peduli
  • PT. HM Sampurna, Tbk
  • Komando Resimen Mahasiswa Indonesia
  • Yayasan Rumah Pandai Terang Indonesia
  • Sekretariat Nasional Jaringan Organisasi dan Komunitas Indonesia

Selain itu, Wapres menyerahkan penghargaan Adi Tangguh yang diberikan kepada perorangan atas pengabdian, kepemimpinan dan jasa-jasanya di dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, kepada H. Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah dan Pangeran H. Khairul Saleh, Bupati Banjar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Sementara itu, Kepala BNPB, Syamsul Maarif dalam laporannya menyampaikan bahwa tujuan pelaksanaan rakornas adalah untuk menyusun rencana penanggulangan bencana tahun 2016 serta menyamakan persepsi pemahaman dan menjaring permasalahan penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah.

Rakornas dihadiri kurang lebih 2000 orang, dilakukan selama tiga hari, 9 -11 Maret 2015, dengan mengambil tema “Selalu Hadir Ditengah Rakyat”. Tema ini sangat relevan dengan nawacita visi pemerintahan sekarang, bahwa negara selalui hadir ditengah kesulitan rakyat. Mengurai semua masalah terutama dari sektor penanggualnagan bencana. BNPB dan BPBD hadir ditengah rakyat. Bukan mencari charity tetapi memberikan solusi. (Tri Handayani/Arief Hendratno)

****