Jakarta. Tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik secara material maupun spiritual. Untuk mencapainya, bangsa Indonesia menghadapi banyak tantangan, diantaranya adalah kemajuan dan keadilan. “Kita harus mengejar kemajuan yang baik, dan tentu mengejar keadilan yang baik. Kemajuan itu selau tercermin dari baiknya sumberdaya manusia (SDM) dan kekayaan alam, yang digabungkan menjadi satu kekuatan besar bagi bangsa ini,” ujar Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat meresmikan Pembukaan Kongres ke-29 dan Majelis Permusyawaratan Anggota (MPA) ke-28 Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), pada Senin (25/1/2016), di Istana Wakil Presiden.

Lebih lanjut Wapres menyatakan bahwa tugas mahasiswa adalah mempersiapkan diri dalam ilmu dan teknologi dan tentu pengetahuan yang lainnya untuk menjalankan pemerintahan ke depan. Menjalankan pemerintahan tidak berarti hanya sebagai orang pemerintah. Alumni universitas mempunyai suatu harapan 3P, bisa menjadi Profesional, menjadi yang terbesar, ahli, bekerja dalam berbagai keahlian, bisa menjadi PNS, bisa menjadi Pengusaha. Karena dewasa ini harapan menjadi PNS itu sangat kecil, akibat kelebihan kapasitas, maka yang menjadi harapan dan juga keterbukaan yang luas ialah tetap menjadi profesional dan juga pengusaha. Karena kedua hal itulah yang menjadikan bangsa itu berkembang atau tidak. Orang profesional dan para pengusaha telah bekerja untuk bangsa ini. “Tanpa kedua profesi itu maka suatu bangsa akan kekurangan daya juangnya dan daya dorongnya”, tegas Wapres.

Pada kesempatan tersebut Wapres juga mengharapkan agar mahasiswa jangan hanya bersemangat apabila berbicara masalah politik. Karena kalau masalah politik, banyak sekali orang yang mau menjadi politisi. “Kita kekurangan profesionalisme yang baik dan pedagang-pedagang yang baik, pengusaha-pengusaha yang baik. Kita yang harus mengisi kekosongan, mengisi kesenjangan bangsa ini,” pesannya.

Wapres menambahkan dari beberapa data yang sudah terpublikasi, baik data BPS maupun World Bank, menyatakan bahwa suatu bangsa yang mempunyai kesenjangan yang besar adalah Indonesia. Dimana 1% keluarga menguasai 50% kekayaan bangsa. Artinya adalah terjadi kesenjangan yang besar dalam kepemilikan, dalam pengusaan aset-aset bangsa. Bukan berarti 1% harus turun, karena kalau turun, lapangan kerja akan langsung menurun juga, oleh karena itu industri-industri besar tetap dibutuhkan. Yang harus ditingkatkan adalah kemampuannya sehingga menguasai aset lebih besar lagi bangsa ini. Pengusaan itu bisa karena teknologi, dan juga semangat untuk meningkatkan kemampuan, baik sebagai profesionalisme maupun sebagai penguasaha.

Sementara itu Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI, Lydia Natalia Sartono dalam laporannya menyampaikan bahwa kongres dan PMA PMKRI akan diselenggarakan pada 26 – 30 Januari 2016 dengan tema kongres “Mempertegas Solidaritas Kebangsaan menuju Indonesia Berkeadilan dan tema PMA “Kesatuan Kader PMKRI untuk Mempertegas Pro Ecclesia et Patria”.

Hadir mendampingi Wapres Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Staf Khusus Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud, Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Informasi Husain Abdullah dan Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi. *****