ICRAFT 2015

Pembukaan ICraFt 2015

Jakarta. Industri kerajinan dan produk kreatif Indonesia diharapkan dapat berkembang pesat dan mampu memenuhi selera pasar. “Jadi saya ambil contoh, kalau kita ingin besarkan kerajinan ini, maka kita pelajari selera orang. Jangan kita paksakan selera kita dipakai orang. Itu yang harus dipahami,” tutur Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat membuka secara resmi penyelenggaraan pameran ICRAFT (Interior, Craft, Furniture) 2015 di Jakarta Convention Center, Rabu 10 Juni 2015.

Agar produk kerajinan laku di pasaran, lanjut Wapres, pelaku industri kreatif dituntut untuk terus melakukan riset mengenai kebutuhan pasar dan konsumen. “Kadang-kadang, itu semua harus diriset sedemikian rupa. Baru itulah jadi kreatif. Itulah menjadi kerajinan yg dapat dipasarkan. Saya kira disini bukan kerajinan yang ingin dipertontonkan, kerajinan yang ingin dijual,” jelas Wapres.

Kemudian Wapres menganalogikan selera kerajinan dengan makanan seperti buah mangga. Mangga Harumanis dari Indonesia yang terkenal manis kalah bersaing di pasar dunia dengan mangga Filiphina yang asam dan kecut. “Kita pikir buah yang manis itu, yang terbaik di dunia ini. Tetapi selera Jepang, selera Amerika, yang kecut-kecut paling bagus,” ujar Wapres.

Dalam kesempatan tersebut, Wapres tak menampik terjadinya perlambatan ekonomi sehingga berimbas pula pada sektor industri kerajinan dan kreatif. Untuk itu, Pemerintah akan mendorong percepatan realisasi proyek-proyek infrastruktur, agar roda ekonomi berputar sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat. “Maka kita beruntung mempunyai penduduk 250 juta orang. Karena itulah bagaimana menggerakkan ekonomi 250 juta dalam pasar domestiknya,” terang Wapres.

Wapres juga menanggapi keluhan terkait tingginya bunga kredit perbankan saat ini, yang dinilai sangat memberatkan dunia usaha terutama UKM kerajinan dan kreatif. Untuk itu, Wapres berjanji akan segera menurunkan bunga kredit yang tinggi tersebut. “Karena itulah pemerintah, kita semua memutuskan dengan bank-bank pemerintah untuk secara drastis menurunkan kredit usaha kecil, KUR, Kupedes dari 24-22 ke 12 persen, harus dilaksanakan dalam waktu singkat ini,” tegas Wapres.

Selanjutnya Wapres menjelaskan bahwa nantinya pemerintahlah yang akan menanggung sebagian subsidi bunganya dan memberikan dana murah ke perbankan, sehingga akan dicapai bunga yang sepadan untuk UKM. “Karena sangat tidak adil, kalau yang kecil lebih tinggi bunganya dibanding yang besar. Jadi pengusaha kecil tidak akan maju, karena dimakan oleh bunga bank,” ujar Wapres.

Sebelumnya Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia Suryani SF. Motik, selaku penyelenggara ICraFt 2015 melaporkan bahwa ICraFt 2015 merupakan pameran gelar karya produk interior dan industri kreatif Indonesia berbasis kriya yang diikuti 300 peserta.
Tema pameran kali ini adalah Craftivity dari tangan turun ke hati.

Motik mengungkapkan kondisi ekonomi yang melambat saat ini, sangat menyulitkan perkembangan industri kerajinan dan kreatif. Terdapat dua persoalan utama yang dihadapi, yakni pembiayaan dan pemasaaran. Motik berharap KUR digulirkan lagi, dengan bunga kredit yang meringankan.

Hadir dalam acara kali ini, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yudhi Chrisnandi dan Ketua Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf. (Taufik Abdullah)

****