Temu Bisnis Indonesia-Korea : Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi-JK.

Seoul. Indonesia dan Korea Selatan telah memiliki hubungan sejarah panjang dan hubungan yang semakin baik. Untuk itu, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla berharap kerjasama kedua negara dapat diperluas dan ditingkatkan. Hal ini disampaikan Wapres ketika berbicara tentang Indonesia di bawah Kepemimpinan Jokowi-JK di Hotel Conrad, pada Jumat malam 28 Agustus 2015.

Wapres memberikan contoh ketika beberapa tahun yang lampau, Indonesia memperoleh pendapatan dari ekspor bahan-bahan baku mineral, tapi kini peraturan tidak lagi memperbolehkan. Tujuan dari pelarangan ini adalah agar semakin banyak lagi industri pengolahan yang ada di dalam negeri. “Tentunya peraturan ini sangat baik, karena memberikan nilai tambah, sehingga pendapatan negara semakin meningkat,” ujar Wapres.

Untuk itulah Wapres mengajak CEO perusahaan-perusahaan asal Korea Selatan yang hadir dalam pertemuan itu, meningkatkan investasinya di Indonesia, seperti POSCO yang telah bekerjasama dengan PT Krakatau Steel diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksinya.

Wapres juga mengingatkan bahwa jumlah penduduk di Indonesia merupakan pasar terbesar ketiga di Asia, setelah Tiongkok dan India. “Tentunya ini menjadi daya tarik bagi investor di Indonesia,” kata Wapres.

Dalam kondisi seperti ini, kata Wapres, kerjasama dua negara seperti Indonesia dan Korea Selatan sangat menguntungkan, karena hubungan kedua negara ini saling melengkapi. Korea Selatan sebagai negara yang menguasai teknologi, sementara Indonesia memiliki kekayaan sumder daya alam. “Tapi kami ingin agar perusahaan Korea yang hadir di Indonesia tidak hanya berinvestasi, tapi juga melakukan transfer teknologi,” ucap Wapres.

Tampak hadir dalam pertemuan ini, Kepala BKPM Franky Sibarani, Kepala BNP2TKI Nusron Wahid, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad, Dirut BNI Ahmad Baiquni, Duta Besar Indonesia untuk Republik Korea John Prasetio dan para cEO dari perusahaan Korea Selatan.

****