Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, bismillahirrahmanirrahim.

Yang saya hormati, para Menteri Kabinet Indonesia Maju, para gubernur, bupati, dan wali kota, hadirin, serta undangan sekalian.

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita dapat hadir pada acara yang sangat penting ini, yakni Forum Ekonomi Merdeka 2022.

Hadirin sekalian, selama hampir tiga tahun terakhir, pandemi Covid-19 telah mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Pandemi Covid-19 telah memaksa kemunduran perekonomian global yang sebelumnya diprediksi kinerjanya baik. Di bidang lapangan kerja, misalnya, berdasarkan laporan Organisasi Perburuhan Internasional atau ILO tahun 2021, sejumlah 114 juta lapangan kerja di seluruh dunia hilang sejak pandemi, padahal sebelumnya diprediksi akan tercipta 30 juta lapangan kerja baru pada tahun 2020.

Seperti halnya pada level dunia, bagi Indonesia, ini juga bukan kali pertama perekonomian kita terpukul, meski dengan sebab berbeda. Namun dari pengalaman melewati krisis di masa lalu, bangsa ini menunjukkan bahwa kita mampu bangkit, bahkan menjadi lebih kuat pasca tempaan krisis.

Saya berkeyakinan, Indonesia memiliki potensi, kekuatan, dan modal yang kuat untuk bangkit kembali. Pertama, sumber daya manusia. Jumlah generasi milenial, generasi Z dan post generasi Z saat ini mencapai 174 juta penduduk atau 64% lebih dari populasi (BPS 2021).

Proporsi usia kerja akan semakin besar dibandingkan dengan bukan usia kerja. Artinya, beban (usia prakerja dan lansia) yang ditanggung negara akan semakin kecil. Potensi pertumbuhan ekonomi yang tercipta dari perubahan struktur usia penduduk semakin meningkat di masa mendatang. Namun perlu digarisbawahi, bonus demografi yang kita miliki hanya akan menjadi kekuatan pembangunan jika terdiri dari SDM yang berdaya.

Yang kedua, dari sisi dunia usaha, kita memiliki lebih dari 64 juta UMKM yang tidak saja menjadi bantalan ekonomi saat krisis finansial, tetapi berpotensi menjadi penggerak pemulihan ekonomi pasca pandemi. Meski usaha mikro dan kecil masih dominan di dalam UMKM ini, tapi sangat potensial sebagai sumber pendapatan masyarakat dalam mengatasi pengangguran, berkontribusi pada PDB, menaikkan devisa negara, serta membuka peluang bagi investasi.

Selanjutnya adalah kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia sebagai aset yang tak ternilai. Kepercayaan adalah sesuatu yang dihasilkan, bukan diberikan cuma-cuma, antara lain karena keberhasilan Indonesia dalam mengendalikan pandemi.

Selama Presidensi di G20, Indonesia menjalankan misinya mengajak negara-negara mengedepankan pemulihan bersama. Pandemi telah mengajarkan bahwa pemulihan global tidak akan terjadi jika upaya ini tidak melibatkan semua negara di dunia (recover together). Hanya dengan pulih bersama, kita dapat tumbuh semakin kuat (recover stronger).

Terakhir, potensi besar yang harus terus kita optimalkan untuk mengakselerasi kebangkitan ekonomi nasional adalah ekonomi dan keuangan syariah. Data Bank Indonesia terbaru menunjukkan bahwa secara keseluruhan pangsa sektor prioritas Halal Value Chain mampu menopang 25,44% ekonomi nasional. Sektor unggulan pada Halal Value Chain tersebut adalah pertanian, makanan halal, pariwisata ramah muslim dan fesyen muslim (LEKSI 2021).

Kinerja keuangan syariah nasional pada masa pandemi juga menguat, terutama penyaluran pembiayaan dari industri jasa keuangan syariah yang tercatat tumbuh sebesar 6,18% (year on year).

Hadirin yang berbahagia, potensi, kekuatan dan modal yang dimiliki Indonesia akan menjadi penggerak kebangkitan ekonomi nasional apabila ditindaklanjuti dengan langkah-langkah strategis yang tepat, baik di tingkat negara, dunia usaha, hingga individu.

Saya ingin menekankan pada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembahasan selanjutnya pada forum ini. Pertama, pengendalian pandemi dan penguatan sistem kesehatan nasional merupakan kunci pemulihan ekonomi. Pengembangan vaksinasi dalam negeri, penerapan protokol kesehatan, serta layanan kesehatan masyarakat harus terus diperkuat. Termasuk memastikan dukungan fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan dan obat-obatan tetap menjadi agenda penting dan utama di 2022.

Yang kedua, reformasi struktural sebagai prasyarat bagi pemulihan ekonomi juga harus dilaksanakan dan dikawal secara serius. Fokus pembangunan berkelanjutan yang diarahkan pada penguatan sumber daya manusia berkualitas, pembangunan infrastruktur, penciptaan iklim usaha dan investasi yang kondusif, termasuk dukungan kepada pelaku UMKM, penciptaan lapangan kerja berkualitas dan transformasi digital harus dapat direalisasikan dengan baik.

Riset dan inovasi harus diprioritaskan untuk merumuskan kebijakan yang modern dan membangun sistem yang lebih tahan akan guncangan krisis di masa depan. Begitu pula dengan transformasi ekonomi berkelanjutan yang sudah kita arahkan menuju green economy dan blue economy, perlu terus dikembangkan dengan partisipasi inklusif.

Yang ketiga adalah posisi Indonesia di berbagai forum internasional juga harus dioptimalkan, khususnya Presidensi G20 tahun ini. Kita ingin meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan, industrialisasi, penguasaan teknologi, hingga penanganan krisis iklim, baik demi kesejahteraan masyarakat Indonesia maupun sebagai kontribusi Indonesia bagi dunia.

Demikian pula, arah pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang mengedepankan keadilan, inklusi dan keberkelanjutan, harus terus didorong untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional.

Terakhir, di tingkat individu, pandemi telah memberikan kita kesempatan untuk melakukan kontemplasi. Pandemi telah memaksa perubahan di banyak aspek kehidupan dan kita sebagai individu mau tidak mau harus menyesuaikan diri. Oleh karena itu, inilah saatnya kita meningkatkan kompetensi, memperkuat hard skills dan soft skills sehingga kita menjadi manusia yang berdaya dan mampu melewati tantangan masa depan.

Saudara sekalian, secara singkat, serangkaian agenda pemulihan ekonomi nasional ini harus dilaksanakan secara integratif, kolaboratif, dan inklusif. Melibatkan peran serta aktif semua lapisan masyarakat, pemerintah pusat dan pemerintah daerah, pengusaha besar dan pengusaha mikro, kecil, dan menengah, serta kalangan akademisi dan praktisi, hingga individu.

Oleh karena itu, saya mengajak semua pihak untuk bergerak bersama, bangkit bersama dan menjadi kuat bersama demi pulihnya perekonomian negara kita tercinta. Akhir kata, selamat mengikuti Forum Ekonomi Merdeka. Semoga akan banyak melahirkan gagasan-gagasan baru yang mendukung ke arah terwujudnya kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara. Terima kasih atas perhatiannya. Semoga Allah SWT memberikan ‘inayah-Nya dan meridai semua upaya yang kita lakukan. Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

***