Jakarta. Banyak pihak yang pesimis dengan negeri ini karena begitu banyaknya masalah. “Tetapi tanpa banyak infrastruktur yang dibangun, jalan yang agak rusak, dan pendidikan yang baru tumbuh, ekonomi kita bisa tumbuh 5,5 persen. Jadi hanya dengan sedikit saja perbaikan bisa sampai 7 persen,” ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla saat membuka Indonesia Infrastructure Week 2014 di Jakarta Convention Center, Rabu 5 November 2014.

Jadi pertumbuhan ekonomi 7 persen akan lebih mudah dicapai dibanding negara lain. “Mari kita tumubuh 7-8 persen, sekarang saatnya kita bersama-sama melaksanakannya, asal just do it,” ujar Wapres mengutip slogan dari sepatu olahraga.

Pembangunan infrastruktur, kata Wapres, adalah hal yang sangat penting. Jalan, listrik, pelabuhan, bandara akan sangat memperngaruhi kehidupan ekonomi suatu negara. “Semua adalah prioritas, sehingga terbukanya ruang kesempatan pembangunan harus kita sikapi dengan optimisme karena banyak yang kita bisa lakukan,” ucap Wapres.

Pemerintah berkomitmen untuk memberikan kesempatan pelaksanaan program pembangunan infrastuktur yang layak secara bisnis akan diserahkan kepada swasta, sedangkan untuk program pembangunan infrastruktur yang tidak layak secara ekonomi tapi diperlukan akan menjadi tugas pemerintah sehingga pembangunan infrastruktur akan menjadi merata di seluruh wilayah indonesia. “Pembangunan bendungan dan jalan desa misalnya, akan menjadi tanggungan pemerintah,” ujar Wapres.

Mengenai beberapa persoalan pembangunan adalah masalah lahan. Tetapi kini, ucap Wapres, pemerintah akan memberikan dukungan terhadap penyelesaian pembebasan lahan dengan syarat investor harus dapat memberikan ganti untung kepada masyarakat.

Wapres menjelaskan begitu tingginya kebutuhan akan listrik saat ini. Lima tahun yang lalu, kita perlu listrik 10 ribu MW, walau belum tuntas, tetapi kini hampir selesai. “Kita membutuhkan 35.000 MW dlm 5 thn, 7.000 MW pertahun. Sehingga pembangunan listrik merupakan prioritas utama,” ujar Wapres.

Dalam minggu ini, kata Wapres, ia menerima kesanggupan beberapa lembaga internasional seperti Islamic Development Bank, World Bank untuk menguncurkan dana untuk infrastruktur, khususnya pembangunan pembangkit lsitrik.

Wapres mengingatkan bahwa waktu investasi terbaik adalah saat ekonomi turun atau melemah, karena harga-harga material dan komponen sedang turun dan pemerintah menjamin siap membayar. Selain itu, pemerintah juga akan memberikan percepatan dalam memproses izin, tapi jika izin tidak segera dilaksanakan dalam 1 tahun izin akan dicabut. “Itulah sebabnya tantangan ini bukan untuk diseminarkan tapi direalisasikan,” kata Wapres.

Wapres memberi contoh bahwa dirinya yang juga pengusaha pernah membangun pembangkit listrik di daerah konflik di Poso. Intinya, kita harus bertekad untuk membangun negeri ini demi kemajuan bangsa.

Bahkan lanjut Wapres, teknologi yang digunakan semuanya dari dalam negeri. “Jangan pernah ragu dengan keahlian anda semua” ucap Wapres. Ia mengingatkan bahwa setiap kenaikan pertumbuhan ekonomi 1 persen memerlukan energy 1,5 persen.

Hadir mendampingi Wapres, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri PPN/Kepala Bappenas Adrinof Chaniago, dan Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara, serta Ketua Umum KADIN Suryo Bambang Sulistio

****