Penutupan Ideafest 2015

Jakarta. Keberhasilan sebuah kreativitas ditentukan oleh pasar. Hal tersebut diungkapkan Wapres Jusuf Kalla saat memberikan sambutan pada acara penutupan Ideafest 2015, di Jakarta Convention Center, Sabtu petang, 8 Agustus 2015. “Jangan tanya pemerintah siapa yang menentukan kreativitas. Yang menetukan adalah pasar, masyarakat. Konsumen yang menentukan.”

Berbicara kreativitas, kata Wapres, adalah berbicara tentang kemajuan dan nilai tambah. Nilai tambah, artinya memberikan nilai yang lebih kepada sesuatu melalui ide, pikiran, kerja keras dan tentu teknologi. “Anda semua pasti disini punya pendidikan yang baik, belajar ilmu, teknologi dan juga belajar yang lainnya. Itulah yang akan memberikan nilai kepada bangsa ini, memberikan pendapatan yang baik kepada masyarakat,” kata Wapres.

Lebih lanjut Wapres mengungakapkan bahwa nilai tambah dapat dipengaruhi juga oleh bentuk, yakni mengubah bentuk dari sesuatu menjadi yang lain dan memberi nilai tambah, seperti mengolah kayu menjadi podium. “Harganya menjadi lebih mahal,” ujar Wapres.

Nilai tambah juga dipengaruhi oleh tempat. Harga buah di Bogor kemudiah dipindahkan ke Jakarta langsung berbeda harganya. Wapres juga mencontohkan jasa layanan Go Jek yang tengah menjadi tren saat ini memiliki nilai tambah karena tempat. “Pindah dari satu tempat ke tempat lain, dia dibayar 10 ribu. Mendapat bisnis karena mempercepat perubahan tempat, itu kreativitas,” ucap Wapres.

Wapres juga mengingatkan jika ingin mempelajari kreativitas dengan teknologi, harus terus menerus belajar, karena teknologi terus berkembang. “Begitu berhenti belajar, maka setiap 2 tahun, akan kehilangan setengah dari ilmunya,” kata Wapres.

Demikian pula yang terjadi di bidang kedokteran, dimana banyak orang yang memilih berobat di Singapura. “Karena dokter Singapura rata-rata lebih rajin belajar terus menerus daripada kita yang sibuk terlalu banyaknya pasien,” ujar Wapres.

Dikatakan Wapres, jika seorang dokter yang tidak belajar terus menerus setiap 3 tahun ilmunya tinggal setengah. “Setiap insinyur IT yang tidak belajar terus menerus, ilmunya tinggal setengah setiap 18 bulan,” kata Wapres.

Di akhir sambutannya Wapres menyampaikan bahwa dulu menggabungkan kreativitas dengan naluri, kalau sekarang menggabungkan kreativitas dengan ilmu. “Tentunya ialah menggabungkan kemampuan ilmu teknologi dengan kemauan. Jadi ilmu saja tidak cukup, karena tanpa kerja keras sulit mencapai kemajuan,” ucap Wapres.

Wapres juga mengharapkan Ideafest akan selalu memberikan ide, kreativitas, penemuan dan kemajuan.

Ideafest merupakan sebuah gerakan kebangkitan kreatif berdiri pada tahun 2011 yang bertekad untuk membantu menciptakan sebuah perubahan positif bagi bangsa Indonesia, salah satunya melalui wadah festival kreatif yang digelar dua tahunan. Melalui festival ini, Ideafest bersama dengan sejumlah tokoh inspiratif bangsa sekelas Stefan Sagmeister, Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan and Peter Gontha secara terus menerus berbagi ide, inspirasi, serta pengalaman kepada ribuan anak muda berbakat di Indonesia serta untuk membantu menyebarkan semangat social enterpreneurship di Indonesia, dengan mengangkat tema “Ideafest 2015: Creativity with Purpose”. (Tri Handayani)

****