Lausanne, wapresri.go.id—Pendidikan memainkan peran penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Untuk itu pemerintah terus mendorong mutu pendidikan yang baik demi kemajuan suatu bangsa. Terkait hal tersebut, memanfaatkan lawatannya ke Swiss, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla melakukan visitasi ke kampus The Swiss Federal Institute for Vocational Education and Traning (SFIVET) di Avene de Longemalle 1, Lausanne, sebelum bertemu dengan Presiden International Olympic Committee Thomas Bach, Kamis (16/05/2019).

Kedatangan Wapres disambut oleh Chairman SFIVET Ginaegi Philippe, Director General ad Interin, Jean-Pierre Perdrizat, dan Scientific Advisor Jenna Randriamboavonjy.
Kemudian Wapres bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir, Duta Besar RI Bern Muliaman D. Hadad, dan Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar diantarkan menuju lantai 4 kampus SFIVET.

Di sini Wapres mendengarkan presentasi dari SFIVET yang merupakan organisasi pakar Swiss untuk pendidikan dan pelatihan kejuruan, dan merupakan bagian dari Federal Department of Economic Affairs, Education and Research Swiss.

Dalam presentasinya, SFIVET menawarkan pelatihan dasar dan berkelanjutan untuk para profesional dalam bidang pendidikan vokasional, penelitian, serta melakukan kontribusi pada pengembangan pekerjaan dan kerjasama internasional dalam bidang pendidikan vokasi.
Setelah itu Wapres dan rombongan diajak tur kampus dan peninjauan ke ruang kelas S086, jurusan Pedagogik.

Di tempat yang sama, Wapres menyaksikan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) 3 lembaga Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Indonesia bersama dengan beberapa institusi pendidikan Swiss di Kota Lausanne, Swiss.

Kerja sama program vokasi 3 PTS Indonesia itu diantaranya Poltek Simas Berau bersama SITECO (Swiss International Technical Connection), Institut Teknologi dan Sains Bandung (ITSB) bersama SITECO, dan Universitas Prasetiya Mulya bersama IMI (International Management Institute).

Penandatanganan ini merupakan upaya perguruan tinggi swasta Indonesia, untuk meningkatkan kualitas pendidikan di tanah air dengan menerapkan sistem pembelajaran vokasi, bekerjasama dengan lembaga-lembaga yang kredibel di Swiss dan telah menghasilkan produk berkualitas dunia. Oleh karena itu Indonesia melihat pentingnya bekerjasama dengan institusi pendidikan vokasi kelas dunia untuk menunjang peningkatan kualitas ini.

Kerja sama program vokasi 3 PTS Indonesia yang terkait Sinar Mas dengan institusi pedidikan tinggi dan dunia usaha Swiss dilakukan untuk peningkatan kualitas pendidikan vokasi dan SDM siap kerja di Indonesia, utamanya dengan memperkuat dunia pendidikan dan kalangan pelaku usaha/industri yang terintegrasi dengan baik.

“Karena itulah maka kita di Indonesia sudah diputuskan oleh Pemerintahan Pak Jokowi bahwa tahun ini, tahun peningkatan Sumber Daya Manusia dalam skill base,” ujarnya kepada awak media.

Dalam keterangan persnya, Wapres juga menjelaskan bahwa skill base untuk pendidikan vokasi harus didukung dengan program training Balai Latihan Kerja (BLK). Untuk itu ia juga meminta BLK yang sudah ada agar dihidupkan dan diperbaiki mutunya.

“SMK harus menghidupkan dengan baik, politeknik, itu saja, bukan hal yang sangat baru sebenarnya. Kita jangan semua orang berpikir ke universitas,” tuturnya.

Wapres menjelaskan bahwa di sini (Swiss) 80 persen anak-anak tamat SMA melanjutkan studinya ke pendidikan vokasi.

Wapres pun menghimbau untuk terus meningkatkan mutu pendidikan dengan menjalin kerja sama.

“Itulah salah satunya, karena itulah tadi beberapa universitas mengadakan kerja sama, kemarin dulu politeknik pertama di Bandung, itu politeknik Swiss, yang kualitasnya baik,” pujinya. (RN KIP-Setwapres)