TOPIK: “Government Strategies To Strengthen Indonesia’s Digital Economy and Financial Competitiveness Toward ASEAN Economic Community”

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Bismillahirrahmanirrahim.

Yang Saya Hormati:
Menteri Koordinator bidang Perekonomian atau yang mewakili,
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia,
Para Pejabat Kementerian/Lembaga yang hadir,
Para Narasumber, Para Pelaku Industri Sistem Pembayaran, serta hadirin sekalian,

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan YME, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kita dapat hadir dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023”.

Hadirin yang saya hormati,
Organisasi kesehatan dunia WHO telah mencabut status kedaruratan kesehatan global akibat virus Covid-19. Pemerintah Indonesia juga telah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat sejak Desember 2022 yang lalu.

Berakhirnya pembatasan telah mengizinkan negara-negara di dunia untuk membuka kembali kehidupan yang normal, disertai perubahan dan kebaruan yang lahir dari pengalaman serta pembelajaran setelah menghadapi tantangan dahsyat akibat pandemi.

Pandemi telah menjadi katalisator transformasi digital yang telah mendisrupsi hampir seluruh aspek kehidupan, termasuk bidang ekonomi dan transaksi keuangan. Selama lockdown, produk dan layanan keuangan digital terbukti efektif membantu masyarakat. Ketidakleluasaan pergerakan fisik saat Covid-19 menghantam, menjadikan masyarakat bergeser dari pola transaksi keuangan konvensional ke digital yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja melalui gawai dengan koneksi internet.

Menyadari keunggulan dari sektor keuangan digital, minat masyarakat terhadap layanan ini terus tumbuh. Hal ini mesti disadari sebagai peluang dan tantangan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk membentuk ekosistem keuangan digital yang efektif, inovatif, inklusif, serta berkelanjutan dan aman.

Ke depan, aksesibilitas dan keterjangkauan layanan keuangan digital perlu diperluas hingga menjangkau masyarakat di seluruh pelosok tanah air, demi meningkatkan inklusi keuangan yang akan mendorong pemulihan ekonomi nasional yang kokoh, berkelanjutan, dan lebih merata.

Hadirin sekalian,
Tahun ini Indonesia menjalani rotasi Keketuaan ASEAN. Sebagai organisasi terkemuka di kawasan Asia Pasifik, ASEAN memiliki visi menjadi episentrum pertumbuhan global.

Integrasi ekonomi ASEAN tidak mungkin terlepas dari kebutuhan untuk mentransformasi ASEAN menjadi kawasan digital demi meraup sebanyak-banyaknya manfaat dari digitalisasi terhadap pertumbuhan ekonomi kawasan, seperti peningkatan peluang bisnis, peningkatan kualitas produk dan jasa, peningkatan produktivitas dan efisiensi, serta peningkatan daya saing.

Oleh karenanya, kerja sama ASEAN juga diarahkan untuk memperkokoh ekonomi dan keuangan digital. Terkait hal ini, ketimpangan digital yang masih terjadi di ASEAN menjadi salah satu isu yang perlu segera diatasi bersama oleh negara anggota ASEAN.

Di dalam negeri, upaya pengembangan ekonomi dan keuangan digital, antara lain, diwujudkan dengan meningkatkan pembangunan infrastruktur digital, membentuk peraturan perundang-undangan yang menunjang pembangunan digital, termasuk Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024, serta menggencarkan edukasi dan literasi digital.

Pemerintah Indonesia menyadari sektor digital adalah sebuah struktur yang kompleks, berubah dengan cepat, dan kerap memunculkan isu-isu baru. Oleh sebab itu, SDM dan ahli-ahli digital mesti terus lahir untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

Ratusan juta penduduk Indonesia diketahui sebagai pengguna aktif internet. Edukasi tentang penggunaan internet untuk kemajuan pribadi, masyarakat, dan negara sangat penting untuk digiatkan bagi masyarakat Indonesia. Saya berharap seluruh K/L terkait dapat ambil bagian dalam tugas ini. Saya juga berharap, kerja sama ASEAN akan memunculkan talenta digital di setiap negara ASEAN.

Menyongsong era penggunaan kecerdasan buatan, pemerintah Indonesia juga terus mengkaji dan mengamati perkembangan domestik dan global, untuk menghasilkan kebijakan yang efektif di bidang ini, dengan kolaborasi erat antara pemerintah, industri, ekonom, akademisi, dan ilmuwan, serta masyarakat.

Pada saat pandemi Covid-19 melumpuhkan dunia di awal tahun 2020, beberapa ekonom dan lembaga keuangan memprediksi hilangnya banyak lapangan kerja karena digantikan robot dan mesin. Sebagian premisnya sederhana: manusia bisa terkena virus Covid, sementara robot tidak.

Meskipun dalam 2 tahun belakangan ramalan tersebut tidak terbukti, ini menuntun kita untuk lebih presisi dalam menyusun kebijakan, agar perkembangan teknologi digital justru dapat membangkitkan optimisme akan prospek yang cerah bagi para tenaga kerja kita.

Sebagai penutup, saya mengucapkan selamat atas penyelenggaraan FEKDI 2023 serta peluncuran Kartu Kredit Pemerintah yang disebut Kartu Kredit Indonesia (KKI) dan QRIS Antarnegara Indonesia-Malaysia pada FEKDI 2023.

Saya mengimbau kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah untuk mengoptimalkan penggunaan KKI sebagai instrumen pembayaran yang efisien sekaligus selaras dengan penguatan pengelolaan keuangan negara.

Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa memberikan inayah­-Nya dan meridai setiap ikhtiar yang kita lakukan demi mewujudkan kesejahteraan nasional dan kawasan ASEAN.

Wallahul muwaffiq ilaa aqwamith thariiq,

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.