Jakarta, wapresri.go.id – Meskipun banyak peminat yang mengajukan beasiswa, namun tidak dapat memperolehnya karena persaingan dan seleksi yang ketat. Untuk itu para penerima beasiswa dituntut untuk semangat dalam mengusai Ilmu dan teknologi demi memajukan bangsa.

Demikian pesan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla kepada Peserta Penerima Beasiswa dari Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) Angkatan 109, di Kantor Wakil Presiden, Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (27/9/2017).

“Hanya sebagian kecil generasi muda yang berkesempatan belajar dan menuntut ilmu dengan biaya pemerintah melalui Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) dari LPDP, Oleh karena itu, para penerima beasiswa harus memanfaatkan kesempatan yang diperoleh dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas bangsa,” ujarnya.

Dihadapan 125 penerima beasiswa itu, Wapres mengatakan karena dananya berasal dari rakyat maka anda berutang moral kepada negara dan rakyat. Utang tersebut kelak dibayarkan dengan meningkatkan harkat dan martabat bangsa melalui prestasi, daya saing, kemampuan, dan inovasi yang tinggi.

“Sekolah di manapun, baik di dalam maupun luar negeri, yang penting spiritnya untuk meningkatkan bangsa. Karena dibiayai oleh negara maka punya utang kepada masyarakat. Bekerja di manapun nanti (setelah lulus) berbaktilah dengan sebaik-baiknya,” ucapnya.

Wapres yang di dampingi Menteri Agama Luknman Hakim Saifuddin itu juga menjelaskan kecuali Indonesia,  tidak ada di banyak negara yang mencantumkan prosentasi Anggaran pendidikannya dalam undang-undang untuk  kemajuan suatu bangsa yang tidak lepas dari ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Pemerintah selalu ingin memajukan bangsanya, (termasuk) generasi mudanya. Tidak banyak negara yang dalam konstitusinya menekankan bahwa 20 persen atau seperlima anggarannya (digunakan) untuk pendidikan. Jadi kalau pendidikan (di Indonesia) belum maju dibanding negara lain, itu apa yang salah?,” terangnya.

Waprespun mengungkapkan, bahwa setelah lulus nanti para penerima BPI tidak terikat ikatan dinas dengan lembaga mana pun. Bahkan, jika para lulusan BPI nantinya bekerja di perusahaan asing atau di negara lain Wapres mempersilahkan. Namun, Wapres tetap berharap mereka nantinya bisa kembali ke Indonesia dengan kemampuan yang lebih setelah memperoleh pengalaman di luar negeri.

“Bekerja dan tinggal di luar negeri penting untuk pengalaman, gunanya nanti untuk meningkatkan kualitas bangsa dari segi apapun. Kita dorong untuk bidang science dan teknologi, juga kedokteran, karena di bidang-bidang itu kita tertinggal dari negara lain,” ungkapnya.

Sebelumnya Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama LPDP Luky Alfirman dalam laporannya menyampaikan, bahwa hingga saat ini LPDP secara kumulatif telah menyalurkan beasiswa dan riset penelitian kepada 16.887 penerima termasuk mereka yang sedang menempuh pendidikan dan yang akan berangkat. Dari total penerima beasiswa LDPD tersebut sebanyak 47 persen menempuh pendidikan tinggi di luar negeri, sedangkan 53 persen di dalam negeri.

Terkait pengelolaan dana abadi pendidikan, sejak tahun 2010-2016 telah terkumpul dana sebesar Rp20,6 triliun. Dana tersebut dikelola dalam bentuk investasi low risk yaitu Surat Utang Negara, Deposito, dan Obligasi Korporasi. Pemerintah juga sudah berkomitmen untuk menambahkan dana abadi pendidikan LPDP pada tahun ini sebesar Rp10,5 triliun melalui APBNP 2017, dan pada tahun 2018 akan ditambah lagi sebesar Rp15 triliun melalui APBN 2018.

Pada akhir acara, peserta penerima BPI LDDP diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan Wapres melalui sesi tanya jawab

LPDP merupakan badan layanan umum di Kementerian Keuangan yang memiliki tugas mengelola dana abadi pendidikan serta menyalurkan hasil pengembangannya dalam berbagai bentuk program beasiswa dan dana riset kepada putra-putri terbaik bangsa yang menempuh studi magister (S2) dan doktor (S3) di kampus dalam dan luar negeri (KIP-Setwapres).