Jakarta, wapresri.go.id – Sebagai negara berkarakteristik sama dengan jumlah penduduk yang sangat besar, Indonesia perlu belajar dari Tiongkok. Tiongkok dapat menjadi maju sebagai negara industri yang mendunia dalam kurun waktu 30 tahun.

“Dahulu Tiongkok menganggap bahwa jumlah penduduk yang besar itu merupakan suatu beban, bagaimana memberikan makan kepada 1,4 milyar orang, kemudian mereka mengubahnya dengan mengatakan justru 1,4 milyar orang itu memiliki sumber daya yang luar biasa apabila dipegang semangat dan pengetahuannya yang tinggi, maka dia bekerja,” ujar Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika menutup acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis sore (9/5/2019).

Lebih jauh Wapres menambahkan bahwa kemajuan Tiongkok tersebut disebabkan adanya sedikit perubahan cara pandang dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi.

“Pada zaman dulu, Tiongkok disebut sebagai Negara Tirai Bambu, karena ketertutupannya, dan bambu merupakan suatu lambang tradisional. Tertutup oleh langkah-langkah tradisional. Namun sekarang bukanlah seperti itu,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut Wapres, ada yang mengatakan majunya suatu negara disebabkan karena memiliki sumber daya alam. Namun, Jepang dan Korea sebagai negara yang tidak memiliki sumber daya alam, dapat menjadi negara maju. Hal ini bertolak belakang dengan Indonesia, negara dengan sumber daya alam yang berlimpah, tetapi belum mencapai kemajuan secepat negara lainnya.

“Jadi dapat disimpulkan, bahwa negara maju bukan karena sumber daya alamnya, bukan karena sejarahnya dan bukan pula karena penduduknya,” ucapnya.

Oleh karena itu, Wapres berharap agar dapat terus memotivasi sumber daya manusia di Indonesia sehingga mempunyai semangat yang tinggi untuk memajukan bangsa ini.

“Kita berbicara bagaimana infrastruktur dan sumber daya manusia ini dapat kita majukan secara bersama-sama. Sebab, infrastruktur ini merupakan suatu proyek yang tidak pernah berhenti,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro melaporkan bahwa Musrenbangnas tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini, Presiden RI telah meluncurkan Visi Indonesia 2045 saat membuka kegiatan Musrenbangnas 2019.

“Pada tahun 2045, diharapkan Indonesia dapat menjadi negara yang memiliki pendapatan tinggi dengan PDB terbesar ke-5 di dunia. Indonesia akan memiliki sumber daya manusia yang unggul, berbudaya, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; ekonomi yang maju dan berkelanjutan; pembangunan yang merata dan inklusif; serta negara yang demokratis, kuat dan bersih,” terangnya.

Bambang menambahkan, untuk mewujudkan hal tersebut, beberapa terobosan dan inovasi harus dilakukan, antara lain penggunaan teknologi seperti teknologi digital, nano technology, cloud technology, telemedicine dan drone; energi baru dan terbarukan; tata kota modern; konektivitas digital dan virtual; revolusi industri 4.0; mass rapid transport; tenaga kerja berkompetensi global; serta dukungan perijinan cepat dengan dukungan teknologi.

“Intinya, Indonesia akan memanfaatkan kemajuan teknologi dan inovasi tinggi bagi pembangunan,” jelasnya.

Hadir dalam acara tersebut Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadi Muljono, serta Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo.

Sementara Wapres Jusuf kalla didampingi Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres Bidang Ekonomi dan Keuangan Wijayanto Samirin, Staf Khusus Wapres Bidang Infrastruktur dan Investasi Muhammad Abduh, serta Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi, M. Ikhsan, dan Iskandar Mandji. (ASK/AF/SK-KIP, Setwapres)