Jakarta. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima perwakilan Japan-Indonesia Culture, Economy, and Tourism Delegation yang dipimpin oleh Toshihiro Nikai (Member of the House of Representatives, Chairman, General Council LDP, President, Japan-Indonesia Parliamentarians League, former Minister for Economy and Industry, former Minister for Transport), bertempat di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara pada Selasa, 24 November 2015.

Dalam sambutannya, Wapres menyampaikan apresiasi dan atas kunjungan delegasi Jepang tersebut, karena menjadi kunjungan resmi terbesar ke Indonesia yang pernah ada selama ini, yakni sebanyak 1000 orang, “Indonesia dengan Jepang mempunyai hubungan yang sangat baik, tujuan yang sama meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan” tutur Wapres.

Terkait kegiatan selama di Indonesia, Wapres mengharapkan agar delegasi dapat sepenuhnya menikmati berbagai hal tentang Indonesia. “Terimakasih kunjungan ini, selain bertemu dengan sahabat-sahabat Indonesia, juga menikmati Indonesai sebagai turis”.

Ketua delegasi Toshihiro Nikai pada kesempatan ini, menyampaikan agar Indonesia menerima usulan penetapan peringatan Hari Tsunami Internasional, dimana Jakarta saat ini ditetapkan sebagai lokasi kantor sekretariatnya.

Dalam sesi tanya jawab, Wapres menanggapi usulan dari salah satu delegasi tentang tukar menukar data dan informasi terkait terorisme, wapres menjawab “Indonesia pernah menjadi korban teror, akibatnya Bali hampir selama setahun sepi dari wisatawan. Jadi kita setuju untuk menghentikan teror dimanapun,” tegas Wapres.

Kemudian Wapres mengungkapkan salah satu penyebab terjadinya radikalisme dan terorisme di banyak negara yakni ketidak-adilan dan kemiskinan masih terkait terorisme.

“Tapi kalau kita pelajari, teror berasal dari negara-negara gagal. Unsur radikal timbul karena ketidak-adilan, kemiskinan. Teror tidak bisa dilawan dengan perang, tapi dengan kesejahteraan,” tandas Wapres.

Sementara itu, dalam kaitannya dengan hubungan dagang dan industri Indonesia-Jepang, Wapres mengajak pengusaha-pengusaha Jepang untuk mengalihkan produksi industrinya di Indonesia, agar produknya dapat kompetitif ke depan.

“Di Indonesia, barang-barang Jepang diakui berkualitas, tapi saat ini ada banyak barang-barang murah dari negara-negara lain. Mungkin Jepang basis-basis industrinya bisa dikerjakan di negara-negara seperti Indonesia. Jadi selain berkualitas juga bisa murah,” jelas Wapres.

Rombongan delegasi Jepang yang diterima Wapres berjumlah 31 orang, termasuk 13 orang anggota House of Representatives

Ketua Liga Persahabatan Parlemen Jepang-Indonesia, Toshihiro Nikai yang memimpin delegasi berjumlah 1.000 orang, sebagian besar merupakan pengusaha dalam kunjungan ke Indonesia pada 20-25 November 2015.

Kunjungan ini merupakan tindak lanjut atas pertemuan Toshihiro Nikai dengan Presiden Joko Widodo pada Mei 2015 lalu, dalam rangka terwujudnya pelaksanaan kebijakan bebas visa kunjungan bagi warga negara Jepang untuk tujuan wisata.

Adapun kunjungan 1.000 wisatawan ini terdiri dari berbagai kalangan seperti menteri kabinet, mantan perdana menteri, anggota parlemen, pengusaha, media massa, maupun khalayak umum Jepang, dan kalangan pengusaha seperti perwakilan dari KEIDANREN (Japan Business Federation) dan perwakilan-perwakilan dari perusahaan besar termasuk dari kalangan pariwisata.