World Food Programme

Kantor Wakil Presiden. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima Direktur Eksekutif World Food Programme (WFP) Ertharin Cousin, di kantor Wakil Presiden Merdeka Utara, Rabu, 8 Juli 2015.

Cousin yang datang pertama kali ke Indonesia menyampaikan, pemerintah Indonesia telah sukses melaksanakan Tujuan Pembangunan Millennium (Millennium Development Goals/MDGs) dalam mengurangi setengah dari jumlah penduduk yang hidup dalam kelaparan dan kemiskinan ekstrim. Selain itu, Indonesia juga mengalami banyak kemajuan dalam mewujudkan ketahanan pangan. Ketahanan pangan meningkat di sebagian besar 398 kabupaten di Indonesia. Namun, lanjut Cousin, masih ada tantangan yang harus dihadapi, salah satunya malnutrisi.

Untuk menghadapi malnutrisi ini, Cousin mengungkapkan banyak hal yang harus mendapatkan perhatian khusus, seperti pendidikan, budaya, sanitasi, dan akses mendapatkan air bersih. Menurut Cousin, WFP tidak dapat melakukannya sendiri dalam mengatasi isu-isu tersebut, oleh karena itu, badan yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-bangsa ini melakukan kerjasama dengan kementerian terkait, seperti Bappenas dan Kementerian Pertanian. “Jika tidak ada dukungan pemerintah, kami akan kesulitan bekerja,” ucap Cousin.

Cousin berharap isu malnutrisi ini menjadi agenda prioritas pemerintah saat ini, karena masalah nutrisi memberikan dampak yang besar bagi keseluruhan suatu bangsa. Selain itu, Cousin menambahkan, komitmen pemerintah sangat diperlukan, tidak hanya dalam bentuk kampanye, tetapi juga penyediaan dana khusus untuk masalah ini.

Wapres menyambut baik inisiatif yang dilakukan WFP dan mendukung langkah WFP yang melakukan kerjasama dengan kementerian terkait dalam mewujudkan ketahanan pangan dan menanggulangi malnutrisi di Indonesia. Menurut Wapres, sampai saat ini, sekitar USD 240.000 digolontorkan setiap bulannya untuk mendistribusikan beras bagi rakyat miskin. Dana tersebut telah dinaikkan 3 kali lipat dari anggaran sebelumnya. “Tahun ini, kita tidak perlu melakukan beras impor lagi,” tegas Wapres.

Wapres menambahkan, masalah malnutrisi tak lepas dari pengaruh makanan modern yang berkembang saat ini. Wapres mencatat, makanan-makanan yang dijual di minimarket 24 jam merupakan olahan industri, sehingga mempengaruhi kualitas nutrisi yang terkandung didalamnya. Di samping itu, budaya masyarakat Indonesia kini cenderung mengkonsumsi makanan olahan industri dari pada makanan yang fresh. “Dulu, kami selalu diajarkan untuk makan 4 sehat 5 sempurna,” ujar Wapres.

Terkait hal ini, Cousin menyampaikan akan menggandeng perusahaan-perusahaan swasta, seperti Indofood untuk lebih mengedepankankan kualitas nutrisi dalam memproduksi makanannya.

Dalam pertemuan tersebut, Cousin menyampaikan pula buku Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia 2015, yang merupakan hasil kolaborasi antara Dewan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian dan World Food Programme. Hadir mendampingi Cousin, Direktur kawasan Asia David Kaatrud dan Direktur negara Indonesia Anthea Webb. (Siti Khodijah)

****