Jakarta-wapresri.go.id. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima Ketua Umum Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Islam Swasta (BKS PTIS) Prof. Dr. Masrurah Mokhtar M.A., di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara, Rabu (5/4/2017).

Kedatangan Masrurah untuk mengundang Wapres membuka sekaligus memberikan sambutan kunci pada acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) BKS PTIS yang akan berlangsung akhir bulan ini di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.

“Kami mengharapkan Bapak Wapres dapat hadir dan membuka acara Rakernas di Palangkaraya pada tanggal 26 April 2017,” ujar Masrurah.

Menurut Masrurah, yang juga Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI), agenda tahunan ini rencananya akan dihadiri sekitar 450 PTIS se-Indonesia.

Wapres mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan ini dan berpesan agar forum ini juga dapat mendiskusikan setiap permasalahan internal yang dihadapi para anggotanya dan dapat saling mendukung agar dapat mudah mengatasi masalah tersebut.

“Pemerintah akan mendukung Perguruan Tinggi swasta, tapi kekompakan di dalam harus dapat dijaga guna menjaga mutu dan kualitas Perguruan Tinggi tersebut,” imbaunya.

Sejalan dengan pemikiran Wapres, Sekretaris Umum (Sekum) BKS PTIS yang juga Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta Prof. Dr. H. Syaiful Bahri S.H., M.H., menegaskan pentingya peningkatan kualitas PTIS yang berada dibawah koordinasi BKS PTIS dengan mencari solusi bersama atas permasalahan yang dihadapi saat ini.

Wapres juga berpesan agar perguruan-perguruan tinggi sekarang dapat berfikir secara maju, dimana era social entrepreneur sudah berkembang di dunia perguruan tinggi. Selain melakukan kerja sosial, perguruan tinggi juga harus memikirkan bagaimana mengembangkan pendidikan secara bisnis atau industri di bidang pendidikan bahkan secara korporasi.

“Di Jakarta ini yang laku adalah perguruan tinggi yang mengembangkan metoda entrepreneurship, mengelolanya secara sekolah-sekolah asing yang lebih bersaing di dunia,” tutur Wapres.

Menganalogikan perguruan tinggi seperti restoran, Wapres menilai bahwa masyarakat akan mencari tempat makan yang enak sesuai selera masing-masing.

“Pendidikan itu seperti restoran, kalau makanannya enak, orang tidak akan tanya harga. Pendidikan itu harus merupakan penggabungan antara kualitas dan kuantitas,” tegasnya.

Wapres pun berharap perguruan tinggi juga memikirkan program-program vokasi terhadap masyarakat menengah kebawah yang memiliki perspektif bahwa pendidikan untuk mendapatkan kerja.

“Tidak semua orang mampu dan mau masuk perguruan tinggi, karena sebagian masyarakat lebih memilih bekerja setelah lulus SLTA,” ungkapnya.

Senada dengan pandangan Wapres, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir menyatakan bahwa pemerintah mendorong pendidikan vokasi untuk mendapatkan sertifikasi agar kualitasnya layak dipertanggungjawabkan.

Wapres juga mendorong Pengurus BKS PTIS untuk memikirkan perkembangan PTIS dan manfaatnya bagi umat. Wapres berharap agar para pengurus BKS PTIS dapat memikirkan persaingan dalam negeri dulu.

“Jangan berfikir standar internasional, tapi kualitas sebenarnya tidak world class,” pesannya.

Selain Sekum, hadir bersama Ketua Umum BKS PTIS, Wakil Ketua yang juga Rektor Unisula Prof. Dr. Anis Toha, Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Drs. Bulkani M.Pd., dan Walikota Palangkaraya Riban Satia.

Sementara Wapres Jusuf Kalla didampingi Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, dan Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud. (KIP, Setwapres)