Jakarta – Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie beserta beberapa pengurus ICMI yang baru diangkat, di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara, Jakarta, Senin (26/1) siang. Ketum ICMI dalam kesempatannya menyampaikan beberapa laporan berkaitan kegiatan kepengurusan baru dan meminta secara resmi Wapres Jusuf Kalla menjadi Ketua Dewan Penasihat ICMI se-Indonesia.

Menurut Jimly dengan kepengurusan yang baru, ICMI ingin melakukan wujud nyata bagi negara Indonesia, antara lain dengan menghidupkan kembali hubungan yang baik antar cendekiawan muslim se-Indonesia serta menumbuhkembangkan kemitraan dengan pemerintah di segala bidang secara efektif dalam lima tahun ke depan. “Diharapkan, pemerintah tidak perlu ragu mendayagunakan potensi ICMI dan ICMI tidak perlu sungkan-sungkan untuk bermitra dengan pemerintah untuk mensuskseskan tujuan nasional,” harap Jimly.

Wapres Jusuf Kalla menyambut baik keinginan ICMI untuk turut serta berbuat nyata mengembangkan cendekiawan-cendekiawan muslim di Indonesia dan menerima permohonan dirinya menjadi Ketua Dewan Penasihat. Menurut Wapres saatnya kini meningkatkan mutu keislaman di Indonesia melalui peran-peran nyata dalam pengetahuan dan menyeimbangakan kesenjangan ekonomi di Indonesia. Menurutnya, ICMI dapat berperan serta mendorong ekonomi masyarakat melalui pendampingan-pendampingan konsultasi ekspertise untuk memperkuat tumbuhnya pengusaha-pengusaha enterpreneur serta mendorong pemanfaatan jasa-jasa perbankan.

Wapres menyoroti keinginan ICMI dalam meningkatkan penataan organisasi umat, antara lain dengan upaya memperkuat jaringan rumah sakit (RS) Islam dalam menghadapi tantangan mutu agar RS Islam mampu bersaing. ”Rumah Sakit Islam agar efektif harus bersatu, buat program online sehingga dapat saling bantu, bisa bekerjasama dengan BPJS Kesehatan juga,” pesan Wapres.

Pada pertemuan tersebut, Jimly juga menyampaikan bahwa ICMI akan mengadakan forum antar agama pada April 2016 mendatang dengan mengundang pemuka agama lain dari beberapa negara lain, hal ini bertujuan agar dunia mengetahui bahwa Indonesia aman.

Mengenai keterlibatan ICMI dalam dialog antar umat beragama, Wapres menyarankan agar ICMI mencari metode baru yang berbeda. “Dialog interfaith sudah banyak, cari metode baru yang berbeda. Jangan ragukan lagi dalam hal dialog antar umat beragama (interfaith dialogue), di Indonesia yang umat muslimnya 90% tapi promosi pariwisata tetap menonjolkan Candi Borobudur dan Bali, Budha dan Hindu,” papar Wapres.

Wapres juga berpesan agar ICMI turut berperan serta dalam penguatan institusi pendidikan agar jangan ada lagi persepsi pemikiran radikal berawal dari kampus atau pesantren. Dalam hal ini Jimly menjelaskan bahwa ICMI memiliki Majelis Perguruan Tinggi yang berisi kumpulan para rektor dan cendekiawan muslim untuk memperkuat peranan Perguruan Tinggi yang dalam 15 tahun terakhir dianggap kurang bergaung. ICMI akan kembali fokus dalam penguatan masjid-masjid kampus serta bersinergi dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI) untuk membina masjid kampus, termasuk untuk menangkal radikalisme yang dikhawatirkan berawal dari kampus. Kegiatan yang akan dikembangkan dalam lima tahun mendatang kepengurusan ICMI yang baru antara lain mengembangkan kajian-kajian ilmiah, sains dan Alquran secara ilmiah untuk mencegah paham-paham radikal.

Ilham Habibie sebagai salah satu Wakil Ketum ICMI berkesempatan menjelaskan bahwa ICMI telah membangun program e-Masjid, hal ini untuk memperkuat peranan ICMI sebagai sebuah organisasi titik temu Iptek dan Imtaq. E-masjid menurut Ilham adalah program yang menyatukan beberapa masjid kampus dengan basis cyber mosque, berisi pertukaran pengetahuan antar masjid kampus. Beberapa masjid kampus yang telah bergabung adalah masjid Salman-ITB, masjid kampus Syah Kuala Banda Aceh, masjid Al-Azhar Jakarta, IAIN Ambon dan Masjid At-Taqwa di daerah Kebayoran.

Dengan e-masjid diharapkan masjid bukan sejedar tempat ibadah semata namun juga tempat transaksi ilmu, pelatihan kesehatan, serta pusat komunitas bagi remaja-remaja masjid. Wapres Sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) menyambut baik serta memberikan saran agar e-Masjid tersebut dapat bekerjasama dengan mubaligh online, sebuah program aplikasi dari DMI yang bertujuan agar masjid-masjid di Indonesia mudah mendapatkan mubaligh-mubaligh yang terverifikasi untuk menjadi khotib dan memberikan tausiyah di setiap masjid di Indonesia.

Hadir mendampingi Jimly Asshiddiqie, Wakil Ketua Umum ICMI Ilham Habibie, Priyo Budi Santoso, Herry Suharyanto, Sugiharto, dan Sri Astuti Bukhari, Sekjen ICMI Jafar Hafsah, serta Direktur Eksekutif ICMI Sibawaihi. (Gita Savitri)