BKS PTIS

Pelantikan Pengurus Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta (BKS-PTIS)

Istana Wakil Presiden. Bangsa yang maju adalah yang memiliki sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Tidak ada bangsa manapun yang maju tanpa pendidikannya maju, karena itu pendidikan adalah syarat mutlak untuk mencapai kualitas sumber daya manusia. Pernyataan ini disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika menyampaikan sambutan pada acara Pelantikan Pengurus Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta (BKS-PTIS) di Istana Wakil Presiden, Senin, 15 Juni 2015.

Lebih lanjut Wapres menegaskan, bahwa suatu bangsa yang maju, karena didukung oleh sumber daya manusia yang maju. Apalagi kata Wapres, jika bangsa tersebut mempunyai sumber daya alam (SDA) yang cukup besar seperti halnya bangsa kita. “Dengan menggabungkan antara SDA dan SDM, maka akan majulah bangsa kita ini,” ucap Wapres.

Di banyak negara, SDM telah menjadi unsur pokok yang penting. Oleh karena itu meskipun suatu bangsa memiliki SDA yang berlimpah, mereka tidak bisa maju jika tidak memiliki kemampuan untuk mengelolanya. Sebaliknya, banyak juga negara yang tidak memiliki SDA dapat maju dan kuat seperti halnya Jepang, Korea, Taiwan, dan Singapura, “Negaranya maju karena menjalankan kemajuan tersebut berdasarkan kemampuan-kemampuan ilmunya, pengalamannya, dan juga mengambil manfaat dari pendidikannya,” kata Wapres.

Oleh sebab itu dalam pandangan Wapres, perguruan tinggi Islam mempunyai tugas yang lebih berat lagi, karena di samping memajukan keilmuan dalam bidang akademis, juga memajukan ilmu dalam bidang ke-Islaman. “Sehingga tidaklah mudah untuk mencapai kedua-duanya, itulah tugas yang tentunya lebih berat,” kata Wapres di hadapan para Pengurus BKS-PTIS yang baru saja dilantiknya.

Namun menurut Wapres, perguruan tinggi Islam tetap diharapkan dapat menjaga moral-moral agama dan menghasilkan alumni yang memiliki tingkat pengetahuan dan pendidikan yang cukup tinggi. “Namanya juga perguruan tinggi, yaitu untuk berguna pada bangsa ini, tugas inilah tentu yang menjadi utama,” kata Wapres.

Dewasa ini realita yang terjadi bahwa “sudah banyak perguruan tinggi Islam yang bagus dan sukses, namun masih ada sejumlah perguruan tinggi Islam yang belum maju ataupun bahkan mengalami kegagalan sehingga perlu mendapat perhatian. Karena itulah, lanjut Wapres, untuk mensinkronkan kedua tugas PTIS tersebut menjadi bahagian dari semangat sebagai sarana untuk amal ibadah dan amal jariah. “Yang memiliki urgensi pendorong demi memajukan perguruan tinggi Islam di Indonesia yang penduduknya mayoritas adalah beragama Islam,” ujar Wapres.

Wapres mengharapkan agar BKS-PTIS dapat mencapai tujuan dari kerjasama yang terus dilakukan, yakni untuk mencapai peningkatan kualitas dan kemampuan seluruh perguruan tinggi Islam, baik dalam bidang akademis ataupun bidang-bidang lainnya. Yakni perlunya evaluasi kurikulum, agar antar perguruan tinggi saling menunjang, sehingga menghasilkan pola pendidikan yang sangat dinamis. “Perlu selalu pembahasan-pembahasan bersama,” kata Wapres.

Dalam upaya peningkatan SDM tersebut, Wapres mengatakan bahwa pemerintah telah memiliki program bea siswa bagi calon-calon mahasiswa untuk mengikuti pendidikan S2 atau S3 di berbagai negara di dunia, dengan suatu syarat memiliki kemampuan akademis yang keilmuannya tertata lebih baik dan lebih tinggi lagi. “Program dimaksud sebagai upaya untuk mencapai tujuan permerintah, agar mendapatkan mutu generasi-generasi muda Indonesia setara dengan mutu generasi-generasi muda di negara-negara maju lainnya, dengan tujuan agar mutu SDM kita tetap baik,” ujar Wapres.

Tampak hadir mendampingi Wapres, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widiyanto, dan Staf Khusus Wakil Presiden Syahrul Ujud dan Husein Abdullah. (Supriyanto)

***