Jakarta. Beragam suku, budaya dan agama, tidak menghalangi 250 juta penduduk di Indonesia hidup bersama-sama secara damai. Mereka dapat hidup berdampingan karena diikat dengan beberapa hal. “Pancasila mengikat ke-Indonesia-an kita, Undang-Undang Dasar 1945 mengikat aturan berbangsa, Bhinneka Tunggal Ika mengakui satu sama lain. Dan NKRI menjadi cita-cita bersama,” ucap Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat memberikan sambutan pada Grand Final Cerdas Cermat MPR RI Tahun 2014.

Perlombaan cerdas cermat ini, kata Wapres, bukan seperti yang di televisi, tetapi yang terpenting adalah bagaimana generasi muda memaknai dan mengerti arti kebangsaan. Tidak mudah menjalin kedamaian di antara penduduk dengan ragam budaya, agama, dan suku yang berbeda yang sering diakhiri dengan konflik. “Seperti yang terjadi di Pakistan, Filipina dan Thailand,” ucap Wapres.

Wapres mengingatkan satu bait dari lagu kebangsaan kita, bangunlah jiwanya bangunlah badanya. Tentunya, bangsa ini akan besar jika dua hal bersama-sama terbina yaitu jiwa dan badannya. Wapres juga mengingatkan bahwa hari ini di samping melaksanakan tugas-tugas keseharian, hari ini juga Hari Pahlawan. “Kita menghormati para pendiri bangsa ini yang telah mengorbankan jiwa raganya,” ujar Wapres.

Wapres berpesan kepada peserta grand final cerdas cermat tingkat SMA ini bahwa suatu bangsa hanya akan bisa maju bukan hanya sekedar menghafal, tetapi juga memegang teguh janji-janji pendiri bangsa ini untuk untuk mewujudkan bangsa yang adil yang dicapai dengan kerjasama , harmoni, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kerja keras.

Sebelumnya, Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan bahwa penyelenggaraan putaran final bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada generasi muda bangsa agar memiliki sifat pantang menyerah. Ketua MPR juga menyampaikan bahwa globalisasi adalah keniscayaan. “Globalisasi kita lawan dengan daya saing, dengan cara meningkatkan kualitas dari generasi muda,” ucap Ketua MPR.

Puncak dari kegiatan cerdas cermat yang dilaksanakan hari ini, kata Ketua MPR, merupakan saringan dari cerdas cermat yang telah dilaksanakan di 33 provinsi dan akhirnya terpilih 3 sekolah, yakni SMA 2 Serang, MAN 2 Pontianak, dan SMAN 1 Krambitan Bali. Lebih lanjut, Ketua MPR beharap lomba cerdas cermat bukan akhir dari perjuangan para peserta, tapi awal dari pengembangan nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tampak hadir mendampingi Wapres, para Wakil Ketua MPR yaitu EE Mangindaan, Oesman Sapta odang, Hidayat Nur Wahid dan Mahyudin. Acara ini juga dipenuhi oleh guru-guru dan siswa-siswi dari sekolah-sekolah yang berhasil masuk grand final.

***