Yoshihiro Shigehisa

Kantor Wakil Presiden. Seperti diketahui, Pemerintah berencana membangun pembangkit listrik dengan menggunakan kombinasi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia diantaranya, batubara, geothermal, dan hydro. Keinginan pemerintah ini mendapat sambutan dari berbagai macam perusahaan dalam dan luar negeri, diantaranya Japan Gasoline Co. (JGC), melalui JGC Indonesia. Perusahaan yang telah berkontribusi sejak 1974 ini, ingin mengembangkan usahanya pada pembangunan pembangkit listrik. “Kami akan mulai mengembangkan teknologi batubara dengan kualitas yang sangat baik,” Chairman Emeritus JGC Yoshihiro Shigehisa kepada Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla Rabu, 18 Maret 2015 di Kantor Wakil Presiden.

Proyek yang dinamakan JGC Coal Fuel (JFC) ini, rencananya akan dimulai bulan April tahun ini dengan kapasitas pembangkit listrik sejumlah 750 KW dan kapasitas produkasi sebesar 10.000 ton/tahun.

Wapres menyambut baik rencana ini karena sesuai dengan prioritas pemerintah yang akan membangun proyek 35.000 MW, 10.000 dari PLN dan 25.000 dari IPP (Independent Power Producer). Setiap tahunnya akan dibangun 7000 MW. Menurut Wapres mekanisme proyek ini juga sudah jelas. “Sekarang lebih simple, kita lihat harganya, negosiasi dengan PLN, kemudian dalam satu bulan kita putuskan,” ungkap Wapres.

Namun, Wapres menekankan walupun pembangunan listrik penting, para investor harus tetap menjaga lingkungan. “Tidak perlu lahan baru dan juga tidak ada masalah dalam lingkungan,” tegas Wapres.

Menurut Wapres produksi geothermal lebih baik dibandingkan dengan batubara, karena tidak mencemari lingkungan. “Mengapa tidak memproduksi geothermal?” tanya Wapres.

Shigehisa menjawab bahwa JGC belum memiliki teknologi untuk memproduksi energi tersebut namun ia berjanji akan mengikuti sesuai prosedur yang ditetapkan. “Jika ada arahan dari pemerintah Indonesia, kami akan melakukannya. Moto kami adalah, melakukan sesuatu yang adil untuk kesejahteraan Indonesia,” tutur Shigehisa.

Shigehisa menjelaskan bahwa perusahaan JGC Indonesia yang bergerak pada industri migas ini telah memperkerjakan ahli mesin (engineer) Indonesia lebih dari 700 orang. Para engineer yang masih muda dikirim ke Jepang untuk mendapatkan pelatihan sesuai dengan bidang yang dibutuhkan selama enam bulan bahkan satu tahun. “Setelah itu, mereka kembali ke Indonesia untuk mempraktekan ilmu yang diperoleh selama pelatihan di Jepang,” jelas Shigehisa.

Di akhir petemuan Shigehisa menyampaikan bahwa usianya kini 81 tahun. Menanggapi hal tersebut Wapres sedikit berseloroh. “Usia dapat diukur karena tiga hal, kalender, kesehatan, dan perasaan. Perasaan saya usia anda baru 40 tahun,” kata Wapres yang disambut tawa yang hadir. Hadir mendampingi Shigehisa, General Manager Masahiro Aika dan Senior General Manager untuk JGC Indonesia Hiroyasu Fukuyama. (Siti Khodijah)

****