Yogyakarta. Tantangan bangsa ke depan adalah bagaimana memakmurkan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan dengan pertumbuhan ekonomi. Maka diharapkan generasi muda seperti Gerakan Pemuda Ansor dapat menggerakkan kelompoknya dengan berwirausaha.

“Kami harapkan bagi seluruh warga GP Ansor jangan hanya berjuang fisik, tapi berdagang karena berdagang itu juga berjuang,” demikian disampaikan Wapres saat membuka silaturahim akbar dan Kongres XV Gerakan Pemuda Ansor di Ponpes Sunan Pandanaran, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Kamis, 26 November 2015.

Kemudian Wapres mengambil contoh Rasulullah Muhammad SAW juga memiliki profesi sebagai pedagang bahkan hal itu digelutinya sebelum menikah. “Jadi bukan hanya menikah saja yang sunah, berdagang juga. Kalau memang mau menjalankan sunah Nabi ya berdaganglah,” jelas Wapres.

Menurut Wapres, saat ini Indonesia tidak mengalami kekurangan masjid dan mushola, dengan adanya lebih dari 800.000 masjid dan mushola, sehingga menjadi yang terbanyak di dunia. Demikian pula pesantren sudah banyak tersebar di tanah air. “Kita ini kekurangan toko, kekurangan industri yang menghasilkan lapangan pekerjaan,” tutur Wapres.

Lalu Wapres juga menyebutkan di Indonesia tidak kekurangan politisi, PNS dan profesi lainnya tetapi kekurangan wirausaha atau pedagang. “Kita kekurangan tokoh, figur, industri akhirnya jadi konsumen saja nanti. Kekurangan umat Indonesia hanya satu di bidang ekonomi,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Dihadapan ribuan pemuda Ansor, Wapres mengapresiasi upaya GP Ansor yang berupaya mengembangkan usaha kreatif dengan bekerja sama dengan sejumlah pihak. Seperti adanya program pemberdayaan agen industri keuangan berbasis pesantren antara GP Anshor dengan asosiasi industri.

Wapres mengharapkan umat Islam memiliki antusiasme yang tinggi untuk mengikuti forum atau kajian industri dan ekonomi, sepadan dengan ramainya saat pengajian atau forum dzikir berlangsung. “Kalau dzikir bisa ramai kuat sampai tengah malam, nantinya kalau zikir tentang perdagangan juga harus seramai itu,” seru Wapres.

Sebelumnya Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan 70 persen kemiskinan di Indonesia ada di pedesaan. Sementara pedesaan adalah basis NU. “Jadi selama masih ada kemiskinan, maka masih ada kemiskinan GP Ansor. Karena pemuda pedesaan adalah mayoritas pemuda Ansor,” ungkap Nusron.

Karena itu sesuai dengan visi Ansor yang turut mengentaskan kemiskinan, Nusron meminta kepada seluruh cabang Ansor untuk membuat amal usaha dalam 5 tahun ini. Dikatakan selama 5 tahun ini sudah ada 687 unit usaha dibawah GP Ansor dengan total Rp 3,6 triliun.

Nusron mengatakan NU dengan Ansor di dalamnya merupakan cerminan bangsa Indonesia. Maka, apabila NU dan Ansor kuat maka bangsa Indonesia kuat. “Kita jangan mau dijadikan sirkus yang digerakkan kelompok berkepentingan, kita harus mampu bergerak sendiri dan menolong umat,” ujar Nusron.