Balikpapan, wapresri.go.id – Berdakwah tidak hanya selalu soal ibadah dan tauhid, tetapi juga muamalah. Hal ini dilakukan seyogyanya untuk mendapat kebaikan di dunia dan di akhirat. Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika memberikan sambutan pada pembukaan Silaturahim Nasional (Silatnas) Para Dai Hidayatullah di Pondok Pesantren Hidayatullah, Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (22/11).

Lebih jauh Wapres mengingatkan bahwa dalam setiap tindakan diawali dengan niat, begitu pula dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Niat masyarakat Indonesia adalah bagaimana memajukan dan memakmurkan bangsa dengan adil. Oleh karena itu, seperti yang Rasulullah ajarkan, manusia hakikatnya mengabdi tidak hanya kepada agama tetapi juga kepada masyarakat.

“Pengabdian itu hendaknya dilakukan secara seimbang, antara dunia dan akhirat sehingga kita mendapatkan kebaikan dalam keduanya,” imbaunya.

Dalam kesempatan tersebut, Wapres mengucapkan terima kasih kepada para dai yang telah berdakwah ke pelosok dan penjuru negeri untuk mengajarkan ilmu agama, ibadah dan tauhid, sekaligus mengajarkan hubungan antar sesama.

Ia menilai pentingnya dai untuk andil dalam mengajarkan bagaimana memperoleh kemakmuran dengan baik. Sebab, apabila umat menjadi makmur maka umat Islam secara keseluruhan akan menjadi lebih maju.

“Pekerjaan dai bukan hanya mengislamkan umat, tapi bagaimana memakmurkan bangsa ini dengan upaya-upaya dan pengetahuan,” tuturnya.

Meskipun usianya masih tergolong muda, yakni 45 tahun, Hidayatullah telah berkembang hingga dapat menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia. Wapres pun berharap lembaga ini dapat lebih maju dan memberikan kontribusi yang besar dalam memajukan bangsa.

Menyinggung adanya perdebatan mengenai perlu tidaknya peraturan perundang-undangan mengenai syariah, Wapres mengingatkan bahwa Syariah lebih tinggi dibandingkan peraturan perundang-undangan. Bagi umat Islam, Al-Quran dan Hadits adalah pedoman yang paling tinggi, sehingga hal tersebut tidak perlu dipermasalahkan.

Wapres berpendapat bahwa tantangan umat Islam ke depan yang perlu terus dihadapi adalah menjaga harmoni bangsa dan meningkatkan kesejahteraan umat.

“Konflik yang ada harus diredam, diselesaikan agar tidak menjadi besar,” tegasnya.

Di akhir sambutan, Wapres mengingatkan kembali pentingnya keseimbangan kemampuan dunia dan akhirat, yakni dengan mendidik umat agar berusaha memiliki ekonomi yang lebih baik. Sebab, dengan ekonomi yang lebih baik dan merata, maka keadilan akan tercapai.

Sebelumnya, acara diawali dengan laporan Ketua Umum PP Hidayatullah Nashrul Haq, yang menjelaskan bahwa Silatnas adalah bagian dari rangkaian Milad Hidayatullah ke-45. Silatnas merupakan ajang silaturahmi yang telah digagas sejak awal pendirian sebagai sarana bersinergi kembali para dai dari seluruh Indonesia, sekaligus meningkatkan ilmu dan motivasi.

“Usai Silatnas nanti para dai akan memiliki energy baru yang akan digunakan sepenuhnya dan seutuhnya untuk berbakti kepada Ilahi, berkhidmat untuk NKRI bermartabat,” ungkapnya.

Selain itu, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor juga menyampaikan sambutan selamat datang. Dalam sambutannya, ia berharap lembaga pendidikan sekaligus dakwah seperti Hidayatullah terus berkembang di masa yang akan datang.

Silatnas kali ini mengambil tema “45 Tahun Hidayatullah Berkhidmat untuk NKRI Bermartabat”, yang merupakan sebuah komitmen untuk mewujudkan cita-cita pendiri negeri. Acara ini dihadiri lebih dari 1000 dai dari seluruh Indonesia dan merupakan agenda strategis yang bersifat kultural.

Peresmian pembukaan Silatnas ditandai dengan pemukulan bedug oleh Wapres Jusuf Kalla didampingi para Menteri Kabinet Kerja, Gubernur Kalimantan Timur, Ketua Majelis Syuro, dan Ketua Umum PP Hidayatullah.

Hadir mendampingi Wapres dalam acara tersebut Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Tim Ahli Wapres Iskandar Manji, Mukhtaruddin, dan Hafidz Abbas, serta Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud. (MC/SK, KIP-Setwapres)