Jakarta-wapresri.go.id. Dua hal yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia khususnya umat Islam, yaitu jumlah yang besar dan rasa toleransi yang tinggi. Namun, dari sisi ekonomi, Indonesia masih tertinggal. Oleh karena itu Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengajak para cendekiawan, para ulama dan para tokoh Islam untuk bersinergi membangun kepentingan umat kedepan.

“Jangan hanya jumlah dan toleransi yang menjadi ukuran keunggulan kita, tetapi apa yang harus kita lakukan untuk memperbaiki kemajuan kita,” pesan Wapres ketika Buka Puasa Bersama dengan para tokoh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ormas Islam, dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Istana Wakil Presiden, Merdeka Selatan, Selasa, (28/6/2016).

Meskipun tertinggal dari segi ekonomi, Wapres memastikan bahwa bangsa Indonesia memiliki akhlak yang lebih baik dibandingkan dengan negara-negara di Timur Tengah, karena bangsa Indonesia hidup rukun dan tidak saling membunuh.

“Ini kalau saya sering bicara ekonomi kita kalah dari negara lain, tetapi kalau bicara dari segi akhlak pasti kita lebih baik, karena kita tidak saling membunuh seperti di Timur Tengah,” ungkap Wapres.

Sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia, Wapres juga menyampaikan kebanggaannya atas kelebihan Indonesia dibanding dengan negara lain, yaitu dengan banyaknya jumlah masjid. Sebagai gambaran, jumlah masjid di negara Arab yakni sekitar 10 ribu masjid.

“Sementara di Indonesia jumlah masjid sebanyak 800 ribu, jadi kita lebih tinggi dari negaranya (Arab),” ungkap Wapres.

Selanjutnya Wapres mengingatkan bahwa saat ini di dunia juga sedang terjadi apa yang disebut dengan Islamophobia. Namun patut disyukuri karena masih ada beberapa cendekiawan yang membela Islam, yang dapat menjelaskan sebenarnya tentang ISIS, seperti Imran Husain dan dr. Zakir Naek yang dapat disaksikan melalui saluran media CNN, BBC, atau di Youtube.

“Tapi apa yang menarik dari orang-orang ini? Semuanya adalah orang India. Karena orang Timur Tengah, tidak lagi dipercaya oleh orang, disamping bahasa Inggris-nya bagus. Nah kapan orang Indonesia?,” tantang Wapres.

Menyoroti persoalan tersebut, Wapres mengemukakan tentang berbagai kekurangan umat Islam, yakni kurangnya pemikir Islam yang berkualitas tinggi seperti halnya India. Hal ini tercermin dari buku-buku tentang Islam yang dijual di toko-toko buku di Indonesia, mayoritas merupakan buku terjemahan. Hal inilah yang menunjukkan kurangnya ilmuwan Islam. Untuk itu pemerintah telah mengambil langkah untuk mengatasinya. “Jadi Insya’Allah Keppres untuk mendirikan Universitas Islam Internasional sudah ditandatangani. Supaya kita jangan kalah dari India,” ucap Wapres.

Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Bappenas Sofyan Djalil dan Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Asshiddiqie. (KIP, Setwapres)