Jakarta, wapresri.go.id – Majelis Ulama Indonesia (MUI), sebagai organisasi yang menjalankan peran sebagai pelayan umat (khâdimul ummah) dan mitra pemerintah (shadîqul hukûmah), dituntut untuk terus mengupayakan perbaikan-perbaikan umat (ishlahul ummah). Namun, perjuangan tersebut harus lebih dioptimalkan agar efektif membuahkan hasil. Untuk itu, MUI harus senantiasa memperbaiki niat dan gerakannya.

“Kita jadikan momentum [halalbihalal] untuk melakukan penilaian kembali dan kita harus kembali kepada tugas utama kita, yaitu ishlahul ummah. Mudah-mudahan kita bisa merenungkan kembali langkah-langkah yang lebih baik, yang positif, kembali ke pangkal kita lagi,” pesan Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat menghadiri secara virtual Silaturahim dan Halalbihalal Nasional MUI dari Kediaman Resmi Wakil Presiden, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta, Rabu (09/06/2021).

Dalam kesempatan yang dihadiri oleh pimpinan MUI pusat dan provinsi tersebut, Wapres mengingatkan niat yang mendasari semua langkah tersebut adalah keridaan Allah.

“Tugas kita tidak mencari kehormatan, bukan juga mencari kekuasaan, tapi melakukan perbaikan-perbaikan dengan niat mencari keridaan. Kemuliaan, kekuasaan itu adalah langkah ketuhanan. Itu pemberian Tuhan kepada mereka yang berjuang dengan sungguh mencari keridaan,” tegasnya.

Menurut Wapres, lanjutnya, jika umat menginginkan kemuliaan untuk bangsa Indonesia, para ulama perlu menyatukan barisan dan membangun ukhuwah islamiah.

“Yang juga penting adalah bagaimana menyatukan umat, bagaimana menjaga perbedaan supaya tidak menjadi sumber perpecahan dan perselisihan,” ungkap Wapres.

Sebagai bagian membangun umat yang kuat, Wapres pun tak lupa mengajak seluruh jajaran MUI untuk terus mengajak masyarakat menjaga diri dalam masa pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dengan menerapkan protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, dan melakukan vaksinasi.

“Syekh Nawawi al-Bantani mengatakan, berobat dan menjaga diri daripada wabah itu adalah wajib. Kepasrahan kepada Allah tidak meniadakan upaya lahiriah-lahiriah yang kita lakukan. Karena itu, menjadi kewajiban kita untuk memberikan pencerahan, membimbing umat supaya menaati protokol kesehatan,” tambahnya.

Menutup sambutannya, Wapres menekankan pentingnya memohon pertolongan (inayah) Allah dalam setiap langkah perjuangan.

“Rasulullah mengatakan istainbillah, mintalah kepada Allah inayah. Oleh karena itu, halal bihalal menjadi saat kita melakukan introspeksi dan bagaimana kita mengembalikan kepada khittah nabawiyah supaya kita memperoleh pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum MUI Miftachul Akhyar juga menginginkan halalbihalal ini dapat menjadi energi baru MUI dalam meningkatkan perannya sebagai khâdimul ummah sekaligus shadîqul hukûmah.

“Halalbihalal, ada dua kata yang diulang. Ini ada tugas untuk bernilai ganda, apalagi ini adalah majelisnya ulama. Oleh karena itu, mari setelah kita satu bulan penuh melaksanakan ibadah puasa, ada peningkatan dakwah, peningkatan perkhidmatan, peningkatan kemitraan, dan memosisikan secara betul kita sebagai khâdimul ummah sekaligus shadîqul hukûmah,” ucap Miftachul.

Acara bertema “Memperkuat Pengamalan Spirit Silaturahim dan Hikmah Idul Fitri untuk Mewujudkan Kedamaian dan Perdamaian Dunia” ini turut dihadiri oleh Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Muhammad Hidayat Nur Wahid, duta besar negara-negara sahabat, para pimpinan lembaga negara, para menteri, pimpinan organisasi masyarakat (ormas) Islam, dan pimpinan perusahaan.

Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar dan Staf Khusus Wapres Bambang Widianto & Masykuri Abdillah. (RR/RJP, BPMI-Setwapres)