Jakarta. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima Rachmat Witoelar dari Tim Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di Kantor Wakil Presiden, Jumat, 6 Maret 2015. Dalam pertemuan itu, Rachmat melaporkan kegiatan yang telah dilakukan oleh Tim Nasional Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta penanganan pelaksanaan Letter of Intent (LOI) Badan Pengelola (BP) REDD+ dengan pemerintah Norwegia.

Pemerintah Indonesia ingin meyakinkan perwakilan Norwegia dengan bersikap positif untuk tetap melaksanakan LOI itu dan dituntaskan lebih lanjut. “Pemerintah berkomitmen untuk melaksanakan LOI dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah disepakati meski Perpres tentang mandat BP REDD+ telah berakhir,” jelas Rachmat.

Menanggapi hal tersebut, Wapres sangat mendukung dan mendorong untuk segera dapat dilaksanakan beberapa program kerja untuk mempercepat proyek penghijauan hutan di Indonesia, dimana pemerintah Norwegia memberikan hibah USD 1 miliar untuk program perlindungan lingkungan dan hutan di Indonesia.

Wapres meminta kepada tim untuk menentukan langkah-langkah yang akan dikerjakan, “Setelah perencanaan baru dieksekusi,” ujar Wapres. Wapres kemudian mengilustrasikan alur kerja dengan terlebih dahulu menentukan tujuan (objectives) dari program penghijauan.

“Untuk mengurangi emisi melalui reforestasi dan konservasi maka harus ditentukan target berapa juta ton pengurangan emisi karbon,” jelas Wapres. Setelah itu baru dapat ditentukan bagaimana teknis operasi dan biaya yang diperlukan untuk target berapa juta hektar areal penghijauan hutan yang dihitung berdasarkan target emisi karbon tadi.

Pada akhirnya penghitungan-penghitungan administrasi dan finansial dapat dituangkan ke dalam perjanjian kerja atau MoU dengan pihak yang akan melaksanakan program penghijauan dimaksud. Di samping itu, penentuan lokasi pun sangat penting dan harus mendapat perhatian. “Karena hutan gambut misalnya di Kalimantan, biaya operasionalnya akan berbeda dengan hutan biasa di Sumatera dan Sulawesi,” ucap Wapres.

Hadir pula mendampingi Rachmat Witoelar antara lain Amanda Katili Niode, Yetti Rusli, Moekti Handajani Soejachmoen, dan Murni Titi Resdiana. (Meilani Saeciria)

****