Jakarta. Tren perubahan prioritas faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju ikut mempengaruhi cara pandang negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Wapres menilai perlunya keseimbangan sektor perdagangan dan industri, juga sektor keuangan dan produksi. “Bahwa harus ada keseimbangan dan tidak ada keistimewaan. Perdagangan penting, tetapi industri harus sama pentingnya. Apa artinya perdagangan tanpa industri. Kedua, finansial penting tapi lebih penting lagi produksi,” tutur Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat memberikan sambutan pada Seminar Indonesia Economic & Market Outlook 2015, yang diselenggarakan oleh Indonesia Finance Today di Hotel Dharmawangsa, Kamis 29 Januari 2015.

Wapres mengingatkan pentingnya keseimbangan tersebut, dengan menceritakan perjalanan ekonomi Amerika. Dominasi Amerika, kata Wapres, sebagai penganut ekonomi liberal sejak tahun 1970-an yang jatuh akibat krisis keuangan 40 tahun kemudian, karena lebih menitikberatkan sektor keuangan dan perdagangan. Negara itu mengabaikan produksi dan industri dan dipindahkan ke negara lain seperti Cina, yang justru sebaliknya lebih memprioritaskan sektor produksi dan industri. “Maka terjadilah pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Cina dan menguasai sebagian besar ekonomi,” ujar Wapres.

Lebih lanjut Wapres tidak menampik pentingnya sektor keuangan, dengan tumbuh pesatnya pasar modal di Indonesia. Namun diharapkan tidak melupakan pasar tradisional yang selama ini telah menjadi tumpuan ekonomi Indonesia. “Yang paling penting Pasar Tanah Abang, Pasar Senen juga harus bergerak,” ujar Wapres.

Kemudian Wapres mengajak kalangan usaha untuk kembali berinvestasi kepada sesuatu yang lebih riil untuk memperbaiki ekonomi bangsa pada masa depan. Diharapkan sektor riil dapat memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi yang sehat dan mensejahterakan rakyat. “Hanyalah industri dan produktivitas yang dapat memberikan employeement, yang dapat membayar pajak, yang dapat memberikan kesejahteraan dan sebagainya,” jelas Wapres.

Dalam kesempatan ini, Wapres juga menyoroti situasi politik dan hukum yang akhir-akhir ini sedikit memanas akibat dari persinggungan beberapa pihak dalam koridor hukum. Permasalahan itu, harap Wapres, tidak mempengaruhi kondisi ekonomi bangsa secara umum, karena akan segera diselesaikan oleh pemerintah dengan baik. “Dalam kondisi demokratis itu, harus ditata sedemikian rupa sehingga semuanya dalam struktur yang benar. Perlu penataan-penataan yang demokratis sesuai hukum yang ada,” terang Wapres.

Turut hadir dalam acara Seminar Indonesia Economic & Market Outlook 2015 yang bertajuk “Time to Takeoff” tersebut, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani. (Taufik Abdullah)

***