New York-wapresri.go.id. Nelson Mandela mengajarkan nilai-nilai keadilan dan rekonsiliasi. Perjuangannya melawan apartheid menunjukkan pada dunia apa artinya membebaskan diri dari diskriminasi. Untuk menghormati hak asasi manusia dan martabat, tanpa melihat warna kulit kepercayaan, kebangsaan, dan status sosial.

Demikian Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) menuturkan di hadapan Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (SMU PBB) Ke-73 dalam rangka Nelson Mandela Peace Summit di General Assembly Hall, Senin 24/9.

“Dia terus menginspirasi kita. Bukan hanya sesama orang Afrika Selatan, tetapi juga orang-orang dari berbagai penjuru dunia. Saya beruntung bertemu dengannya pada tahun 2003,” kenang Wapres JK.

Dalam pandangan Wapres, Nelson Mandela adalah seorang tokoh sederhana, tetapi kuat dalam keyakinan.

“Saya juga sangat menyukai kemeja batik yang bercorak warna kesayangannya, mencerminkan semangat keberagaman,” ujarnya.

Menurut Wapres JK, demokrasi akan berhasil ketika ada kedamaian, rasa hormat terhadap perbedaan dan toleransi. “Perdamaian dan stabilitas adalah prasyarat penting untuk kemajuan dan pembangunan,”tegasnya.

Wapres JK meyakini rekonsiliasi yang bernilai dapat mewujudkan perdamaian seperti Aceh salah satu contohnya, bagaimana proses rekonsiliasi berjalan dengan baik di Aceh.

“Perdamaian di Aceh memungkinkan pembangunan ekonomi terus berlangsung dan orang yang berseberangan saat ini memegang posisi penting di pemerintahan,” tuturnya.

Dalam forum tesebut, Wapres juga menyinggung hubungan Indonesia dengan Timor Leste saat ini dapat di jadikan model untuk hubungan pasca-konflik berdasarkan prinsip-prinsip hubungan bertetangga yang baik.

“Kami terus memperkuat hubungan yang berorientasi pada masa depan yang lebih baik antara kedua negara dan masyarakat,” ucapnya.

Wapres JK menyerukan kepada PBB dan semua organ dan badannya harus terus mempromosikan dan menjamin perdamaian global dan pembangunan yang adil dan berkelanjutan untuk semua anggota tanpa terkecuali.

Selain itu, Wapres pun juga meyakini bahwa kebiasaan dialog akan memupuk budaya perdamaian. Hal ini akan mendukung hubungan yang baik di antara negara-negara, toleransi di antara kepercayaan dan agama.

“Kami juga percaya bahwa dialog dapat membantu mengatasi pidato kebencian, radikalisme dan ekstremisme kekerasan,” tandasnya.

Menutup pidatonya, Wapres menyerukan sebagai mitra sejati untuk perdamaian, Indonesia berkomitmen untuk melakukan perdamaian, yang meliputi pencegahan, menghindari akan terjadinya konflik dan pembangunan perdamaian pascakonflik.

“Mari kita ambil hidup dan warisan Nelson Mandela sebagai contoh, dan bersiap untuk bekerja sama dalam isu-isu yang menjadi perhatian bersama,” tutupnya.

Sebelummnya, Wapres JK  meninggalkan Hotel Westin Grand Central tempat Ia menginap menuju General Assembly Hall dengan berjalan kaki bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani  sekitar pukul 09.00 waktu setempat atau pukul 21 WIB.

Setelah itu menjelang sore, Wapres JK berbicara pada Pertemuan Tingkat Tinggi The Economic and Social Council (ECOSOC) tentang Pembiayaan Agenda 2030 Untuk Pembangunan Berkelanjutan.

kegiatan sore hingga malamnya, Wapres JK akan menghadiri Inaugural Meeting of the High Level Panel on Building Sustainable Ocean Economy dan ditutup dengan Resepsi di Museum of Modern Art. Di acara ini, Wapres JK akan ditemani Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. (RN/SY-KIP Setwapres).